NU online |
Penulis: Prof. Ali Haidar
Atorcator.Com - Mendadak Hadratusyaikh Hasyim Asy`ari bergegas pulang begitu
muktamar NU di Banyuwangi (1934) berakhir.
"Ayo Suf muleh, aku arep
mampir nang Sukorejo (maksudnya Kiai Syamsul Arifin)," pintanya kepada
santri yang mengawal.
Ternyata sesampai di Sukorejo Kiai
Syamsul Arifin sudah berdiri di pinggir jalan masuk ke pesantren yang jaraknya
satu sampai dua km dari jalan raya. Berpakain lengkap sorban dan gamis serba
putih, bukan pakaian keseharian beliau.
Rupanya sudah ada kontak batin
antara keduanya. Kiai Syamsul Arifin sudah mengetahui rencana kehadiran
Hadratussyaikh, sebaliknya Hadratussyaikh juga sudah mengetahui kesiapan Kiai
Syamsul Arifin menyambutnya.
Beliau bergegas meninggalkan
muktamar.
Kekuatan spiritual semacam itulah
yang memperkuat hubungan antar kiai pesantren dan kemudian membentuk jaringan
sosial di dalam NU.