Kontekstualisasi dan Aktualisasi Pemahaman Atas Teks Alquran - Atorcator

Atorcator

Menulis adalah usaha merawat kejernihan berpikir, menjaga kewarasan, dan menyimpan memori sebelum dunia terkatup.

Latest Update
Fetching data...

11 April 2019

Kontekstualisasi dan Aktualisasi Pemahaman Atas Teks Alquran


Penulis: Dr. Taufiqur Rohman


Atorcator.Com - Teks (lafadz) Alquran kebenaranya bersifat tetap dan mutlak. Sedangkan pemahaman, pemaknaan, penafsiran (interpretasi) yang sudah dan akan terus berlangsung oleh mufassir, pengkaji Alquran atas teks Alquran kebenarannya bersifat dinamis dan nisbi.

Seorang pembelajar Alquran tidak akan bisa mengkontekstualisasikan dan mengaktualisasikan pemahaman atas teks Alquran kecuali memiliki, mendalami, menguasai serta mengaplikasikan dua ilmu yang berbeda yaitu ilmunya para ulama salaf (klasik) seperti; Bahasa Arab, Nahwu, Shorof, Balaghah, Ushul Fiqh, Fiqh, Kalam dan sebagainya. Serta ilmunya "ulama" kholaf (modern) seperti: sosiologi, antropologi, hermenetik, sains, technology, hybird embrio project, genome mapping, nano technology dan sebagainya.

Satu sisi, dengan mendalami, menguasai dan mengaplikasikan ilmunya ulama' salaf mengantarkan seseorang menjadi orang yang sholih,  imannya kuat menancap mengakar "membumi", memiliki akhlakul karimah. Di sisi lain, dengan mendalami, menguasai, mengaplikasikan ilmunya ulama' khalaf akan mengantarkan seseorang menjadi  akram, berwawasan luas dan "melangit", berparadigma tinggi, inovatif, kreatif, progresif dan sebagainya.

Dari sinilah para santri secara umum, penghafal Alquran secara khusus memiliki peluang emas untuk mensinergikan, mengharmonisasikan, mensinkronkan, mengintegrasikan antara ilmunya ulama' salaf dan khalaf. Yang pada akhirnya mengantarkannya menjadi ulama' sekaligus ilmuwan, generasi ulul albab, ummatan wasatan, yang bisa mengintegrasikan, mengharmonisasikan antara teks dan konteks, wahyu dan akal, dirayah dan riwayah, orientalis dan oksidentalis, pesantren dan akademis, ilmu dan amal, iman dan akhlak, ibadah mahdhoh dan Ghoiru mahdhoh, lahir dan batin. Dan seterusnya.

Semuanya bisa terwujud, jika mengaplikasikan pesan para ulama':


المحافظة بقديم الصالح والأخذ بجديد الا صلاح


“Selalu merawat, menjaga nilai-nilai klasik yang masih relevan dengan mengintegrasikan nilai-nilai modeern yang lebih inovatif dan kreatif”.

Ketika teks Alquran difahami, dimaknai, diinterpretasikan, didialektikakan secara kontekstual dan aktual oleh para santri secara umum dan penghafal Alquran secara khusus melalui sinergisitas ilmu salaf dan khalaf.

Maka akan lahirlah disiplin ilmu-ilmu baru, muncul karya tafsir-tafsir baru, mengilhami inovasi, kreativitas yang lebih dinamis dan progresif berdasarkan wahyu, menghidupkan kembali intuisi yang pernah diberikan para nabi dan rasul, membuka hijab yang menyelimuti mata hati.

Karena Alquran adalah mukjizat teragung, terbesar sepanjang sejarah peradaban manusia yang dianugrahkan Baginda Rasullullah saw. Alquran adalah ilmunya orang-orang dahulu, kini dan nanti. Alquran merangkum semua mukjizat para nabi dan rasul, sumber dari segala sumber untuk lintas generasi, zaman dan umat. Yang harus terus menurus tiada henti digali, diselami, dicari milyaran, triliyunan, bahkan tak terjangkau "mutiara-mutiara" yang masih tersimpan di dalamnya.

Sudah saatnya para santri khususnya, umat Islam umumnya mengambil peran yang sangat penting ini. Sudah saatnya mengharmonisasikan kembali paradigma pesantren dan akademis, paradigma ulama' salaf dan kholaf dengan mewarisi Alquran sebagai sumber dari segala sumber ilmu, petunjuk segala hal.