Negara Mubazir - Atorcator

Atorcator

Menulis adalah usaha merawat kejernihan berpikir, menjaga kewarasan, dan menyimpan memori sebelum dunia terkatup.

Latest Update
Fetching data...

20 April 2019

Negara Mubazir

 
nu-online

Penulis: Muhammad Al-fayyadl

 وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا * إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ ۖ


Atorcator.Com - Betapa besar implikasi sebuah ayat Al-Qur'an jika dipahami secara struktural. Implikasinya secara sosial besar dan luas. Jauh lebih mendasar ketimbang dipahami secara individual.

Sebagai contoh, ayat larangan menghambur-hamburkan harta ini, selengkapnya Al-Isra': 26-27.

"Dan sungguh janganlah engkau menghambur-hamburkan. Sungguh orang-orang yang menghambur-hamburkan adalah saudara para setan".

Menghambur-hamburkan adalah menyia-nyiakan sesuatu yang dimiliki untuk sesuatu yang tak bermanfaat atau merusak. Para mufasir memperjelas: untuk suatu kemaksiatan, kebatilan, kefasikan.

Jika dipahami secara struktural, terapkan ini pada suatu Negara. Negara dibilang mubazir jika menyia-nyiakan potensi yang dimilikinya untuk tujuan yang bertentangan dengan kepentingan rakyatnya, atau sekadar melayani kepentingan elite atau borjuasi internasional (menjadi komprador korporasi multinasional dan antek kapitalisme global).

Negara yang menyia-nyiakan kaum taninya adalah Negara mubazir. Sudah tahu punya kekuatan agraris yang luar biasa, disia-siakannya dengan mengimpor dan merugikan posisi kaum tani, mengalihfungsikan lahannya secara massif, dan seterusnya.

Negara yang menyia-nyiakan kaum pemudanya adalah Negara mubazir. Sudah sadar pemuda-pemudinya cerdas dan kreatif, dijualnya energi pemuda-pemudinya untuk jadi buruh di perusahaan multinasional, enggan membangun kemandirian, membudakkan kaum muda agar pasif mengikuti skema pasar pendidikan yang mencetak tenaga terampil bagi pasar global, bukan kebutuhan nasional yang berangkat dari kondisi riil masyarakat.

Negara mubazir juga menyia-nyiakan sumber daya alamnya, memporak-porandakannya untuk melayani investasi, bukan menjaganya dan menggunakannya secara hati-hati dan irit untuk keberlangsungannya ke depan.

Jika kita ganti kata "Negara" itu dengan "Indonesia", silogisme sederhana dari pemaknaan ayat tersebut: Indonesia adalah saudara Se**... (dijawab sendiri).