Prabowo: Buruk Muka, Survey Dibelah - Atorcator
Latest Update
Fetching data...

Rabu, April 17, 2019

Prabowo: Buruk Muka, Survey Dibelah

Youtube

Penulis: Nurbani Yusuf 

Atorcator.com - Geram Prabowo. Merasa tak mendapat perlakuan adil. Lembaga survey menempatkanya pada posisi kalah. Media yang abai terhadap berita tentangnya. Sebut saja  peristiwa akbar 212. Hampir semua media seperti buta mata. Jika Prabowo geram itu wajar dan itu harus. Tapi juga riskan ditengah media dan lembaga survey partisan. Atau sebagian takut datang karena takut diperkusi lagi.

Susah memang mencari lembaga survey yang adil--sebab hampir semua lembaga survey milik politisi. Sebut saja LSI, Indobarometer, Indicator, dan lainnya. Seperti bersepakat memenangkan petahana--bahkan dipakai alat propaganda partai dan idelogi. Bagaimana berharap berita imbang dan adil di tengah politik partisan.

Wajar jika Prabowo geram. Kemudian menumpahkan marah dengan beragam cara meski itu menjadi kelihatan tak baik, menunjukkan marah di depan publik dan pidato yakin menang sebelum hitung KPU resmi. Adalah tindakan yang kurang taktis..Prabowo gagal mengelola emosi di depan publik dan kita tidak perlu mencari tahu bagaimana nanti kalau jadi Presiden beneran dengan sikap seperti itu.

Tidak pasti sejak kapan Prabowo mulai bermusuhan dengan lembaga survey atau media yang tidak mau berkawan. Tapi juga ada baiknya kita bertanya kemana saja timses nya sehingga membiarkan lembaga survey dan media menjadi tidak bersahabat.

Bukankah tugas timses untuk mengubah lawan menjadi kawan bukan sebaliknya kawan diubah menjadi lawan. Semua dimusuhi. Orang miskin Boyolali di musuhi. Harga sembako pasar di sasar, pers diboikot bahkan lembaga survey juga jadi sasaran amuk.

Kenapa menciptakan banyak musuh bukan memperbanyak kawan. Lawan politik makin banyak sementara pendukung makin mengeras. Suara tidak bertambah bahkan cenderung berkurang. Dukungan pers dan lembaga survey memburuk ini bukan saja pertanda buruknya komunikasi tapi juga rawan menjadi musuh bila menang nanti.

Mengubah model atau pola komunikasi terhadap pers dan lembaga survey saya pikir menjadi uji terberat bagi para Tim Kampanye Prabowo Sandi. Ikhitiar menjinakkan atau islah terhadap pers dan lembaga survey  barangkali menjadi pikiran alternatif. Bukan malah sebaliknya terus saling menebar konflik dan isu perlawanan, itu tidak baik bagi dinamika demokrasi ke depan.

Jadi berbaik-baikkah dengan semua komponen bangsa, karena nanti akan menjadi Presiden Republik Indonesia, bukan Presiden segolongan umat tertentu, agama tertentu, suku tertentu. Ulama tertentu.

Kata Soekarno: kita akan bikin negara boeat semoea golongan ... boeat kita semoea ... ".

@nurbaniyusuf
Komunitas Padhang Makhsyar