NU-online |
Penulis:
Nurbani Yusuf
Atorcator.Com - Sayyidina Ali
ra pun dicurangi hingga tiga kali-- Politik memang
tak pernah bisa benar-benar bersih--ketika agama bertaut dengan politik,
politik tak jadi bersih karena agama tapi agama sudah pasti terkotori politik--
Tanyakan pada
Sayidina Ali tentang peristiwa baiat. Apakah dia legowo atau merasa ditinggal
atas nama darurat. Ali ra masih sibuk merawat Jenazah Rasulullah saw saat ribut
antara muhajrin dan anshar di rumah Abu Ubadah berlangsung. Perdebatan yang
nyaris membawa perpecahan umat Islam itu berlangsung hingga baiat khalifah Abu
Bakar pun tanpa kehadiran Ali ra.
Sayidina Ali
ra berkata: Semoga ini bukan tipuan Anda ... ", kata Sayyidina Ali
ra kepada Abdurrahman bin Auf ra semenda Usman ra .. ". 'Mereka tidak akan
berbeda pendapat. Mereka akan mengangkat satu sama lain .. ' demikian pernyataan
Ali ra kepada Ibnu Abbas pamannya. Ali ra menangkap aroma konspirasi untuk
mengangkat Sayidina Ustman ra sebagai khalifah pengganti Umar bin Khattab ra
dan menyingkirkannya.
Perang Shifin
dimenangkan mutlak Sayidina Ali tapi berbalik saat di meja runding. Abu Hasan
Al Asy'ari ra salah seorang ulama zuhud yang di utus mewakili Sayidina Ali ra
tak cukup imbang menghadapi kecerdikan dan kematangan diplomasi Amru bin Ash ra
politisi senior mantan gubernur Mesir yang mewakili Mu'awiyah ra. Kekuasaanpun berpindah
para pengikut Ali ra kecewa dan membrontak.
Perang Bubat
adalah paduan kecerdikan dan kelicikan Gajah Mada untuk mengalahkan kedigdayaan
Prabu Siliwangi. Sang Diyah Pitaloka menjadi upeti dan tanda takluk. Perang
Bubat sudah cukup untuk menjadi alasan bagi penduduk tlatah Parahyangan tak
mengaku diri sebagai orang Jawa--hingga kini seteru antara aremania dan
the-vicking juga masih kental terasa.
Ken Arok pun
naik tahta dengan cara yang kurang lebih sama--setelah selingkuh dengan Ken
Dedes iapun membunuhi semua rival politiknya dengan keris mPu Ganding dan
mengurbankan sahabat karibnya Kebo Ijo sebagai tumbal.
Perang head to
head untuk merebut Kesultanan Pajang juga berlangsung menarik. Dimas Sutawijaya
yang didukung Sunan Kalijogo dan Pangeran Arya Penangsang yang di dukung Sunan
Kudus pun kalah taktik. Atas saran Sunan Kalijogo--Sutawijaya menunggang kuda
betina untuk bisa mengalahkan. Cara cerdik mungkin juga licik.
Apakah naiknya
jendral Soeharto menggantikan Soekarno juga bersih ? Tanyakan pada Mega, apakah
poros tengah itu bukan kecurangan atau pada Gus Dur apakah impeachment itu
bukan cara licik? Konon Gus Dur saking kesalnya mendoakan Amien Rais akan
menjadi 'gelandangan-politik' atas ulahnya itu. Saat ditanya apakah Gus Dur memaafkan
? .. .. "memaafkan sih iya tapi melupakan tidak .. ! Jawab Gus Dur pedas
dalam acara Kick Andy.
Sama sekali
tidak bermaksud membenarkan kecurangan, tapi itulah realitas politik--sebab
yang menuduh curang--tak lantas jadi bersih ... ".
@nurbaniyusuf
Komunitas
Padhang Makhsyar