Imam Ahmad dan Syaikh Pemberi Makan Anjing - Atorcator

Atorcator

Menulis adalah usaha merawat kejernihan berpikir, menjaga kewarasan, dan menyimpan memori sebelum dunia terkatup.

Latest Update
Fetching data...

09 Mei 2019

Imam Ahmad dan Syaikh Pemberi Makan Anjing

NU-Online
Penulis: Robert Azmi

Atorcator.Com - Terdengar kabar ke Imam Ahmad. Bahwa ada orang luar biasa nun jauh di seberang sungai sana, yang hafal sepertiga hadis Nabi SAW. Bergegas Beliau ingin mengunjunginya. Apalagi kalau bukan untuk mendapatkkan ilmu hebatnya.

Ketika sampai di sana. Beliau menemukan orang sepuh yang sedang memberi makan anjing. Imam Ahmad mengucapkan salam dan dijawab singkat, lalu yang disalami tetap meneruskan kegiatannya, menyuapi si anjing. Di hati sang Imam, terbesit perasaan kalau orang tua itu lebih asyik dengan anjingnya, tidak mengharap kehadirannya. Setelah selesai memberi makan si guk guk, orang sepuh itu baru menoleh pada Imam Madzhab itu.

“Dihatimu, terbersit: Aku lebih asyik dengan anjing tadi, dan tidak ingin menemuimu, kan?!”. Sergah sang Kakek.

“Iya,”

Lalu, “Dulu, aku pernah diberi hadis oleh Abu Zinad dari A’raj, dari Abu Hurairah Radliyallahu Anhum, Bahwa sungguh! Baginda Nabi Shallallahu ‘Alayhi Wasallama pernah bersabda:

من قطع رجاء من ارتجاه قطع الله رجاءه منه يوم القيامه فلم يلج الجنة

‘Barang siapa memutus harapan orang yang berharap padanya, maka Allah akan memutuskan harapan orang itu pada hari Kiamat, dan tidak masuk syurga,’

Dan kamu tahu? Bumi kita ini, untuk semua makhluk, bukan cuma milik anjing semata. Anjing ini, menghampiriku dan meminta makan padaku. Aku takut memutus harapannya, hingga kelak di hari kiamat, Allah akan memutus harapanku”.

“Hadist ini, mencukupiku” kata Imam Ahmad. Kemudian Beliau langsung kembali pulang ke kediamannya.

Tapi, yang tersulit di akhir zaman penuh keruwetan ini adalah tingkah laku orang-orang yang memanfaatkan para manusia berhati lembut dan pemberi bantuan untuk keuntungan pribadinya, bahkan untuk menipu yang iba padanya. Padahal kebanyakan kita, tidak tahu hati terdalam mereka, apakah mereka jujur atau memperdaya. Lha terus? Ah, Entahlah, semuga slamet. Ben Duso-duso dewe.

Wallahu A’lam bis-Shawaab


Hayatul Hayawan Kubra Imam Daamiri. Dengan sedikit penambahan dan penyesuaian bahasa