Lebih Baik Paham Al-Qur’an daripada Khatam Al-Qu’ran - Atorcator
Latest Update
Fetching data...

Minggu, Mei 12, 2019

Lebih Baik Paham Al-Qur’an daripada Khatam Al-Qu’ran

Ilustrasi gambar (Sahabati membaca Alquran)
Penulis: Moh. Syahri

Atorcator.Com - Begitu semarak di bulan suci Ramadan ini orang membaca Al-Qur’an. Jauh lebih antusias daripada bulan-bulan lainnya. Tentu ini merupakan perbuatan yang terpuji dan baik, sebab di bulan Ramadan adalah momen penting untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah kepada Allah.

Membaca Al-Qur’an adalah salah satu contoh konkret yang banyak dilakukan oleh orang di bulan puasa. Berlomba-lomba untuk khatam Al-Qur’an kian menyeruak, bahkan tak jarang melihat anak-anak muda, tua, dan para santri punya tekad mulia dalam satu bulan harus khatam 30 juz. Sungguh ini tekad yang harus selalu dibangun dalam diri kita.

Akan jauh lebih baik manakala orang-orang yang punya tekad demikian juga disertai dengan tekad untuk bisa memahami bacaan Al-Qur’an. Sebab bagaimanapun membaca Al-Qur’an tidak cukup hanya bisa dibaca tapi harus bisa dipelajari, dihayati yang kemudian diamalkan. Dan salah satu cara mempelajarinya yaitu memahaminya.

Selain daripada itu, jika tekad itu hanya mentok di persoalan berlomba-lomba untuk khatam, maka besar kemungkinan sikap tergesa-gesa akan muncul dengan spontanitas. Sehingga sangat riskan, jika hal demikian terus menerus dibiarkan, kesalahan-kesalahan dalam membaca Al-Qur'an kemungkinan bisa terjadi berulang-ulang kali. Maka dari itu, membaca sambil mempelajari dan memahami jauh lebih utama dari sekadar mengejar target khatam.

Dan hal itu, nantinya yang akan memberikan semangat untuk mengamalkan Al-Qur’an. Bagiamana bisa mengamalkan jika belum bisa memahami.

Oleh karena itu, Prof. Quraish Shihab di acara Shihab & Shihab menuturkan pada anaknya Najwa Shihab dan para pemirsa “Abi lebih senang seseorang yang dalam sehari membaca sepuluh ayat (dan paham apa yang dibaca) daripada dalam sehari baca seratus ayat tanpa dia pahami”. Tuturnya.

Dari sini kita bisa memahami bahwa kualitas ibadah jauh lebih utama daripada kuantitas ibadah. Sebab tak jarang kuantitas kadang bisa menjebak pada hal-hal yang justru bernilai jelek dan tidak baik. Berlomba-lomba untuk paham jauh lebih penting daripada berlomba-lomba untuk khatam.

Bukankah Rasulullah pernah mengingatkan bahwasanya beliau pernah bersabda:

Dari Abdullah ibnu Mas’ud, Rasulullah Saw bersabda:

يَخْرُجُ فِي آخِرِ الزَّمَانِ قَوْمٌ أَحْدَاثُ الْأَسْنَانِ، سُفَهَاءُ الْأَحْلَامِ، يَقُولُونَ مِنْ خَيْرِ قَوْلِ النَّاسِ، يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لَا يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ، يَمْرُقُونَ مِنَ الْإِسْلَامِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ، فَمَنْ لَقِيَهُمْ فَلْيَقْتُلْهُمْ، فَإِنَّ قَتْلَهُمْ أَجْرٌ عِنْدَ اللهِ لِمَنْ قَتَلَهُمْ

Di akhir zaman akan muncul kaum berusia muda, lemah akal, mereka berkata dengan perkataan orang terbaik, mereka membaca Al-Qur`an tidak mencapai kerongkongan (sebatas di mulut tak sampai hati), mereka meninggalkan agama dengan cepatnya seperti terlepasnya anak panah dari panah” (HR Ibnu Majah)


Penulis Moh. Syahri Founder Atorcator dan Pimpinan Redaksi Atorcator