Mengapa Fir'aun Hanya Membunuh Bayi Lelaki Saja? - Atorcator
Latest Update
Fetching data...

Minggu, Mei 12, 2019

Mengapa Fir'aun Hanya Membunuh Bayi Lelaki Saja?

Ilustrasi gambar (Fir'un)
Penulis: KH. DR. Miftah el-Banjary, MA

Atorcator.Com - Diksi kata Fir'aun paling banyak disebut di dalam al-Qur'an. Paling tidak, ada sekitar 33 kata lebih yang menyebut "Fir'aun" yang tersebar pada beberapa surah dalam al-Qur'an, seperti surah al-Baqarah, Ali Imran, al-'Araf, Yunus, Hud, Ibrahim dan al-Isra.

Meski Fir'aun bukan satu-satunya raja yang zhalim di muka bumi ini, namun cukuplah Fir'aun sebagai simbol kelaliman yang diabadikan oleh al-Qur'an untuk setiap masa dan setiap generasi umat manusia bahwa karakteristik yang sama akan selalu hadir, dalam bentuk yang berbeda, tapi dengan essensi dan subtansi yang sama.

Ada satu hal yang menarik, jika kita mencermati kisah-kisah Bani Israel di dalam al-Qur'an, kita akan mendapati kisah kelaliman Fir'aun yang kejam dan sadis memperlalukan kaum Bani Israel yang tertindas dengan cara membunuh bayi lelaki dan membiarkan hidup bayi perempuan.

Sebagaimana yang dituturkan oleh al-Qur'an di dalam surah al-Baqarah: 49

يُذَبِّحُونَ أَبْنَاءَكُمْ وَيَسْتَحْيُونَ نِسَاءَكُمْ ۚ وَفِي ذَٰلِكُم بَلَاءٌ مِّن رَّبِّكُمْ عَظِيمٌ

"..mereka (Fir'aun) membunuh anak-anak lelaki kalian dan membiarkan anak-anak perempuan kalian. Dan yang demikian itu musibah yang besar dari Tuhan kalian yang memiliki keagungan.."

Pertanyaannya, "Mengapa hanya bayi lelaki yang dibunuh, sedangkan bayi perempuan tidak?"

Untuk menjawab hal ini, ada baiknya kita kembali pada kisah sejarah Fir'aun itu sendiri!
Ibnu Katsir meriwayatkan di dalam kitab tafsirnya:

"Pada suatu malam, Fir'aun pernah bermimpi menyaksikan satu gelombang api yang sangat besar datang dari arah Baitul Maqdis menuju Mesir.

Api besar itu melahap kerajaan Fir'aun serta simbol-simbol kekuasaannya dan juga membinasakan orang-orang Qibty Mesir, namun anehnya tidak membinasakan kaum Bani Israel.

Keesokan harinya, Fir'aun memanggil para peramal dan pentakwil mimpi untuk menta'birkan mimpi anehnya itu.

"Wahai para peramal, ramalkan apa yang akan terjadi terhadap kerajaan Mesir ini?" titah Fir'aun.

Para pentakwil mimpi sepakat memberikan jawaban bahwa tafsir dari mimpi tersebut akan terlahir seorang lelaki dari keturunan Bani Israel yang akan memporak-porandakan kerajaannya."

Sejak itulah, Fir'aun merasa khawatir dan ketakutan terhadap ancaman kelahiran bayi dari orang-orang Bani Israel yang diperbudaknya itu akan melakukan perlawanan dan menghancurkan dinasti kerajaannya.

Akhirnya, Fir'aun memerintahkan pasukan khusus pendata bayi untuk mengontrol setiap rumah-rumah penduduk Bani Israel untuk memastikan dan mendata siapa saja wanita-wanita yang tengah mengandung dan memiliki bayi-bayi lelaki.

Jika sudah diketahui, maka pada saat itu juga bayi tersebut akan dirampas, dan dibunuh seketika. Tak ada yang bisa selamat jika sudah ditentukan dan diputuskan bahwa bayi A atau bayi B itu yang akan menjadi target eksekusi.

Agak sedikit unik, bahwa bayi lelaki yang dibunuh pun tidak setiap tahun, melainkan berselang tahun. Mengapa?

Sebab Fir'aun juga khawatir jika semua bayi lelaki yang dimusnahkan, maka habislah generasi Bani Israel yang akan membuat kerajaan Fir'aun kehabisan tenaga pekerja budak kasar.

Kebetulan Nabi Harun yang masih kerabat dengan Nabi Musa, terlahir pada tahun yang berselang berbeda dengan tahun kelahiran Nabi Musa, sehingga selagi masih bayi Nabi Harun selamat dari target pembunuhan tentara Fir'aun.

Bayi Nabi Musa seharusnya menjadi tahun eksekusi di tahun itu, namun atas kehendak Allah, bayi itu justru masuk dan diasuh sendiri di kalangan kerajaan Fir'aun, bahkan menjadi anak angkat Fir'aun.

Maka pesan sejarahnya, meski pun Fir'aun terkenal sangat kuat dan lalim, banyak menyebabkan kematian, maka sesungguhnya yang menghancurkan Fir'aun, kemungkinan besar boleh saja bukan dari kalangan luar istana, melainkan dari dalam kalangan istana itu sendiri.

Fir'aun bukan dihancurkan dan dibinasakan oleh Nabi Musa, melainkan dihancurkan oleh kezhaliman dan kejahatannya sendiri. Begitulah hukum Alam ini berlaku.

Wallahu 'alam


KH. DR. Miftah el-Banjary, MA Penulis National Bestseller | Dosen | Pakar Linguistik Arab & Sejarah Peradaban Islam | Lulusan Institute of Arab Studies Cairo Mesir.