Islam kaffah |
Penulis: KH Ma'ruf Khozin
Atorcator.Com -
Jamaah haji dan umrah pada umumnya memiliki kegiatan napak tilas di
Makkah dan Madinah, tidak terkecuali Gunung Uhud, Masjid Khandaq dan lainnya.
Hampir semua mutawwif (Guider) akan mengisahkan kejadian peperangan di masa
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Kita tidak memungkiri sejarah itu, sebab
di dalam Al-Qur'an telah dijelaskan, di hadis berkali-kali disebut, apalagi di
dalam kitab Tarikh.
Dari banyaknya
peperangan itu yang menjadi kesimpulan sempit salah satu mantan teroris Bomber
Bali, sebelum dieksekusi mati mereka berkata: "Nabi melakukan haji 1 kali,
umroh 4 kali, dan Nabi berperang 23 kali. Berarti lebih wajib perang!!!"
Sambil mengacungkan tangan di depan wartawan TV.
Mari sejenak
kita lihat kembali sejarah perang yang dilakukan oleh Rasulullah shalallahu
alaihi wasallam. Ketika fase di Makkah, Nabi diperintahkan oleh Allah untuk
sabar, tidak dengan melawan perang. Allah berfirman:
لتُبْلَوُنَّ فِي أَمْوَالِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِن قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا أَذًى كَثِيرًا ۚ وَإِن تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
('Āli `Imrān:
186) - "Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan
(juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab
sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang
banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka
sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan."
Setelah Nabi
bersabar cukup lama, maka Allah perintahkan Nabi untuk hijrah ke Madinah. Nabi
mengalah. Setelah di Madinah ternyata Nabi masih diserang. Maka Allah turunkan
ayat berikut:
أُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَاتَلُونَ بِأَنَّهُمْ ظُلِمُوا ۚ وَإِنَّ
اللَّهَ عَلَىٰ نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ
"Telah
diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya
mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong
mereka itu" (Al-Ĥaj: 39) -
Dengan
demikian, peperangan dalam syariat kita adalah dalam rangka membela diri. Dan
perang yang sering dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabat adalah karena
orang-orang kafir (harbi) sering memerangi Rasulullah, melanggar perjanjian
atau lainnya.
Di Hudaibiyah
inilah Rasulullah shalallahu alaihi wasallam membawa ribuan sahabat untuk masuk
ke Makkah bukan dengan perang, namun dengan perjanjian yang dikenal dengan
Shulh Hudaibiyah (perjanjian damai Hudaibiyah). Maha benar Allah dalam
firman-Nya:
لَّقَدْ صَدَقَ اللَّهُ رَسُولَهُ الرُّؤْيَا بِالْحَقِّ ۖ
لَتَدْخُلُنَّ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ إِن شَاءَ اللَّهُ آمِنِينَ مُحَلِّقِينَ
رُءُوسَكُمْ وَمُقَصِّرِينَ لَا تَخَافُونَ
ۖ
"Sesungguhnya
Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya, tentang kebenaran mimpinya dengan
sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram,
insya Allah dalam keadaan AMAN, dengan mencukur rambut kepala dan
mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut... " (Al-Fatĥ: 27)