Redaksi Indoensia |
Penulis: Agung
Atorcator.Com -
Saya ingat jaman dulu pernah bertanya pada guru2 ngaji saya,
tentang siapa saja yang gak di wajibakan puasa : dan jawabannya tentu saja nonmuslim
tapi untuk umat islam pun ada banyak yang tidak berkewajiban puasa seperti :
Wanita hamil atau menyusui, wanita sedang datang bulan / pms, orang sakit, para
pekerja keras seperti buruh, kuli, dll yang mengandalkan fisik dimana
seandainya mereka berpuasa justru malah membuat mereka lemah dan bisa menimbulkan
kecelakaan kerja, dan berbagai profesi spesifik lainnya.
Saat itu saya
rasa wajah islam cukup fleksible dimana hukum fiqih tidak mengikat secara kaku
dan cenderung kondisional, tapi hari ini kita bisa melihat wajah islam semakin
kaku dan keras, seperti contohnya di bawah ini dimana di Padang rumah makan yang
buka dibulan ramadhan malah di pasangin plang "hanyak untuk nonmuslim"
doang. Hal ini sebenarnya lucu dan agak sayah padahal fiqih lama islam sendiri
menjelaskan bahwa yang muslim sendiri dalam beberapa kasus boleh kok gak puasa
ramadhan.
Saya tidak tahu
fiqih model apa yang di pake oleh pemda padang ini atau apakah fiqih yang saya
pelajari dulu yang sesat, tapi yang jelas dengan melabelin rumah makan yang
buka di bulan ramadhan cuman untuk yang nonmuslim saja itu juga termasuk
diskriminasi kepada muslim dan nonmuslim yang gak berpuasa, ya walaupun hal ini
memang lebih baik ketimbang kayak kelakuan laskar nasi bungkus from fetamburan
city yang saban ramadahan selalu berniat menutup paksa warung makan yang buka
karena mereka parno puasanya batal atau terganggu dengan orang yang sedang
makan.
Tapi semua hal
seperti memaksa warung makan tutup atau melabelin warung makan seperti ini
sebenarnya merupakan trend baru dalam dunia islam hari ini, yang jaman dulu
seingat saya gak pernah ada kejadian seperti ini, dan ironisnya trend baru ini
malah di adopsi oleh ormas2 islam dan pemerintah daerah yang overdosi
berimannya, yang justru membuat citra islam semakin jelek karena dianggap
semakin kaku dan keras.
Pada akhirnya
walaupun banyak orang islam yang bilang "jangan menilai islam dari
kelakuan umatnya yang buruk, tapi nilailah dari ajaran agamanya" hal
semacam itu semakin terdengar absurd karena justru hari ini semakin banyak umat
islam yang kelakuannya semakin keras, kaku, intoleran, dan terkadang justru
bertentangan dengan fiqih lama islam sendiri. Jadi bagaimana orang2 di luar
islam mau menilai islam adalah agama yang rahmatan lil alamin klo banyak
kelakuan umat islam sendiri tidak terlalu mencerminkan hal itu ?? hal ini
harusnya jadi perenungan bagi umat islam.
Sumber: Status
Facebook Agung