Thariq Bin Ziyad; Berhasil Menaklukkan Spanyol Di Bulan Ramadhan - Atorcator

Atorcator

Menulis adalah usaha merawat kejernihan berpikir, menjaga kewarasan, dan menyimpan memori sebelum dunia terkatup.

Latest Update
Fetching data...

02 Juni 2019

Thariq Bin Ziyad; Berhasil Menaklukkan Spanyol Di Bulan Ramadhan

Ilustrasi foto (Biografiku)
Penulis: KH. DR. Miftah el-Banjary, MA

Atorcator.Com - Apa yang Anda bayangkan dari dunia Eropa hari ini? Hari ini Eropa menjadi negara-negara maju dan modern. Namun, tahukah Anda bahwa kemajuan Eropa hari ini tidak terlepas dari jasa besar kaum muslimin?

Dulu Eropa pernah menjadi daerah penaklukan kaum muslimin. Wilayah Spanyol, Portugis hingga Prancis pernah menjadi daerah kekuasaan kekhalifahan Islam sejak dinasti Umawiyah berkuasa.

Sejak khalifah al-Walid bin Abdul Malik berkuasa (705-715 M) dari dinasti kekhalifahan Umawiyah, kaum muslimin telah melakukan invasi ke Afrika Utara. Gubernur Musa bin Nusyair yang pertama kali menaklukkan wilayah Maroko dan al-Jazair.

Berbicara tentang penaklukan Islam di Andalusia, paling tidak kita akan temukan tiga nama pejuang Islam, yaitu Musa bin Nushair, Tharif bin Malik dan Thariq bin Ziyad.

Namun, sejarah paling mengesankan adalah penaklukan yang dilakukan oleh panglima besar Thariq bin Ziyad yang lebih dikenal di Eropa dengan sebutan Tariq el-Tourtu terhadap selat Gibraltar yang menjadi pembuka invasi perluasan kekuasan Islam ke wilayah Spanyol hingga bagian selatan Prancis.

Pada tahun 711 M, Musa bin Nushair; Gubernur di Afrika Utara mengutus panglima terbaiknya Thariq bin Ziyad untuk menginvansi Andalusia dengan membawa pasukan 12.000 orang pasukan.

Ketika sampai di Iberia, Thariq bin Ziyad harus berhadapan dengan Forederick raja Vicigothic Kristen dengan kekuatan yang jauh lebih besar, yaitu sejumlah 100.000 kekuatan pasukan.

Ada kisah heroik Thariq bin Ziyad yang menyemangati pasukannya ketika mereka telah berhasil menyeberangi selat Gibraltar. Panglima besar Islam itu memerintahkan untuk membakar seluruh kapal-kapal yang mereka tumpangi.

Dengan pidato perangnya yang menggetarkan, Thariq bin Ziyad berkata:

"Wahai pasukanku! Sekarang kita hanya dihadapkan pada dua pilihan. Dihadapan kita ada musuh yang akan membunuh kita, dan dibelakang hanya ada lautan yang tidak akan bisa membuat kalian melarikan diri dari peperangan ini. Tidak ada pilihan bagi kita, kecuali memenangkan peperangan ini atau mati menjadi syuhada!"

Peperangan dikobarkan. Meski dengan jumlah pasukan yang jauh lebih sedikit. Namun akhirnya, dengan pertolongan Allah, peperangan dapat dimenangkan oleh pasukan kaum muslimin.

Dibawah komando Panglima Besar Islam Thariq bin Ziyad berhasil menaklukkan Spanyol pada tanggal 28 Ramadhan 97 H atau 19 Juli 711 M.

Selanjutnya pasukan Islam berhasil menguasai kota-kota penting di Andalusia- Spanyol seperti: Cordova, Granada, Sevilla dan Toledo.

Kota tersebut kemudian telah berperan memberikan sumbangan kontribusi besar terhadap perubahan dunia saat ini dengan menghasilkan para ilmuwan dan penemu sains terbesar dalam sejarah peradaban Islam yang kini menjadikan Eropa mencapai kemajuannya hingga saat ini.

Di Cordova dan Granada telah didirikan perguruan tinggi dan perpustakaan terbesar setelah Baghdad, sehingga menjadi pusat studi dan ilmu pengetahuan terbesar di zamannya dimana para pelajar Kristen di Eropa berdatangan untuk mempelajari sains dan teknologi di kota-kota wilayah kekuasaan Islam itu.

Ada banyak sumbangan peradaban Islam di Andalusia. Di sana telah melahirkan sejumlah tokoh-tokoh filsafat besar seperti Ibnu Rusyd, Ibnu Sina al-Kindi, dan Ibnu Bajjah. Dalam bidang sejarah, lahirnya penemu Ilmu Sosiologi pertama di dunia, seperti Ibnu Khaldun.

Demikian dalam bidang sains, seperti di bidang astronomi melahirkan al-Khawarizmi sekaligus seorang ahli matematika yang menemukan angka Nol (0).

Dalam bidang matematika juga dikenal Yahya bin Ibrahim an-Naqash yang memperkenalkan angka-angka India, seperti (1,2,3,4 dst), sehingga bangsa Eropa mengenal angka-ngka tersebut sebagai angka-angka Arab.

Dalam dunia ilmu kedokteran. Dokter Islam pertama, al-Kindi (809-873 M), telah menulis buku Ilmu Mata yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin menjadi Optics. Selain itu, terkenal pula ar-Razi (865-925 M) yang oleh orang Barat-Latin disebut Rhazez. Ia mengarang sebuah buku kedokteran berjudul al-Hawi.
                                     
Dokter islam lain yang terkenal adalah Ibnu Sina (Avecinna). Ia menulis buku yang berjudul al-Qonun fit-Thib, diterjemahkan dalam bahasa Latin dengan judul Qonun of Medicine dan menjadi buku pegangan diperguruan-perguruan tinggi selama 30 tahun terakhir dari abad 15.

Buku kedoteran lain Ibn Sina berjudul Materia Medica memuat kira-kira 760 macam ilmu dipakai pedoman terutama di Barat. Dikatakan oleh William Osler, bahwa diantara kitab-kitab yang lain, kitab Ibnu Sina lah yang tetap merupakan dasar ilmu ketabiban untuk masa yang paling lama.                   

Islam mencapai kejayaannya di Spanyol hampir delapan abad lamanya. Namun sayangnya, Islam hanya mampu bertahan 800 tahun di sana.

Sejak kekalahan dengan invasi serangan kerajaan Kristen, Cordova jatuh pada tahun 1238 M dan Sevilla jatuh pada tahun 1248 M.

Raja kristen Ferdinand dan Ratu Isabella berhasil mengusir kaum muslimin dari Spanyol. Pilihannya hanya ada dua, kembali menjadi Kristen atau melarikan diri ke Afrika Utara.

Kini Islam di Spanyol hanya tinggal nama, sejarah dan situs peradabannya saja lagi.
Meski demikian, Islam pernah berjaya dan memberikan kontribusi dan sumbangan terbesar bagi ilmu pengetahuan, sains, teknologi bagi peradaban kemajuan Barat hari ini.

Ada ungkapan menarik dari para sejarawan dan ulama setelah kejatuhan Andalusia.

"Faqidna Andalusia, wawajadna Indonesia!"

"Kita telah kehilangan Andalusia, akan tetapi kita telah menemukan Indonesia!"

Islam masuk dan tersebar di Indonesia pada abad ke-11 hingga hari ini.

  • KH. DR. Miftah el-Banjary, MA Penulis National Bestseller | Dosen | Pakar Linguistik Arab & Sejarah Peradaban Islam | Lulusan Institute of Arab Studies Cairo Mesir