Sabtu 27 Juli 2019
Atorcator.Com - Salah satu ulama’ besar yang dimiliki masyarakat Indonesia adalah KH Abuya Dimyati Cidahu Banten. Sosok penuh karomah yang kisah-kisahnya masyhur di Nusantara, bahkan sampai negara-negara Timur Tengah.
Salah satu kisah karomah Mbah Dimyati adalah kisah seorang seorang kiai dari Jawa yang pergi ziarah ke makam Syekh Abdul Qadir Al-Jailani di Irak. Kiai itu merasa sangat bangga, karena tidak banyak kiai di Jawa yang bisa ziarah sampai Irak. Mayoritas ziarahnya adalah di Mekah dan Madinah.
Ketika sampai di makam Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, terjadilah dialog antara kiai Jawa dan penjaga makam.
“Dari mana sampeyan berasal.”
“Saya dari Indonesia.”
“Ohh.. dari Indonesia. Begini, di sini setiap malam Jum’at ada seorang ulama’ dari Indonesia yang kalau datang ziarah hanya duduk saja di depan makam. Tapi kemudian semua peziarah akan diam dan menghormatinya. Ketika ia membaca al-Qur’an, maka peziarah yang lain akan meneruskan bacaan mereka.”
Mendengar kisah penjaga makam ini, kiai dari Jawa ini kaget. Akhirnya kiai dari Jawa ini berniat untuk menunggu sampai malam Jum’at datang.
Hari itu yang ditunggu tiba. Malam Jum’at itu, kiai dari Jawa itu khusyu’ menunggu di makam Syekh Abdul Qadir Al-Jailani. Setelah menunggu penuh penantian, akhirnya muncul ulama’ Indonesia itu, yakni KH Abuya Dimyati Banten. Jama’ah peziarah pun bahagia dan penuh takdzim dengan hadirnya Abuya Dimyati.
Kaget dan penuh kejutan. Kisah ini sangat membekas bagi kiai Jawa itu. Kisah itu juga akhirnya ia ceritakan kepada para santri dan masyarakat.
Itulah karomah Abuya Dimyati Banten. Semoga kita selalu meneladani jejak hidupnya. Amiiiin… Alfatihah…
(m/red)
Source Selengkapnya bisa dibaca BangkitMedia
Atorcator.Com - Salah satu ulama’ besar yang dimiliki masyarakat Indonesia adalah KH Abuya Dimyati Cidahu Banten. Sosok penuh karomah yang kisah-kisahnya masyhur di Nusantara, bahkan sampai negara-negara Timur Tengah.
Salah satu kisah karomah Mbah Dimyati adalah kisah seorang seorang kiai dari Jawa yang pergi ziarah ke makam Syekh Abdul Qadir Al-Jailani di Irak. Kiai itu merasa sangat bangga, karena tidak banyak kiai di Jawa yang bisa ziarah sampai Irak. Mayoritas ziarahnya adalah di Mekah dan Madinah.
Ketika sampai di makam Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, terjadilah dialog antara kiai Jawa dan penjaga makam.
“Dari mana sampeyan berasal.”
“Saya dari Indonesia.”
“Ohh.. dari Indonesia. Begini, di sini setiap malam Jum’at ada seorang ulama’ dari Indonesia yang kalau datang ziarah hanya duduk saja di depan makam. Tapi kemudian semua peziarah akan diam dan menghormatinya. Ketika ia membaca al-Qur’an, maka peziarah yang lain akan meneruskan bacaan mereka.”
Mendengar kisah penjaga makam ini, kiai dari Jawa ini kaget. Akhirnya kiai dari Jawa ini berniat untuk menunggu sampai malam Jum’at datang.
Hari itu yang ditunggu tiba. Malam Jum’at itu, kiai dari Jawa itu khusyu’ menunggu di makam Syekh Abdul Qadir Al-Jailani. Setelah menunggu penuh penantian, akhirnya muncul ulama’ Indonesia itu, yakni KH Abuya Dimyati Banten. Jama’ah peziarah pun bahagia dan penuh takdzim dengan hadirnya Abuya Dimyati.
Kaget dan penuh kejutan. Kisah ini sangat membekas bagi kiai Jawa itu. Kisah itu juga akhirnya ia ceritakan kepada para santri dan masyarakat.
Itulah karomah Abuya Dimyati Banten. Semoga kita selalu meneladani jejak hidupnya. Amiiiin… Alfatihah…
(m/red)
Source Selengkapnya bisa dibaca BangkitMedia