Penulis: Muhammad Nur Khalis
Jumat 30 Agustus 2019
Atorcator.Com - Beberapa kali mungkin diantara para santri
yang pernah mengaji kepada kyainya pernah mendapatkan sebuah motivasi menghafal
lewat sebuah cerita spritiual. Ceritanya kemungkinan besar berupa perubahan
wujud ilmu yang dihafalkan menjadi sebuah sosok yang akan mennjadi teman kelak
di alam kubur. Dalam ranah ini mungkin sebagian santri akan mempercayai cerita
itu apa adanya sebagai bentuk keta’atan kepada sang Kyai. Dan itu wajar.
Sebagai seorang
yang pernah mendapat cerita-cerita semacam itu, penulis yang sampai kapanpun tetap akan
menjadi seorang santri, juga mempercayai cerita yang sejenis. Dahulu, ketika
penulis menghafalkan bait-bait nadzam kitab Imrithi, Kyai penulis bercerita
bahwa kelak hafalan kitab Imrithi itu akan menjadi seorang wanita cantik yang
akan menemani para penghafal di alam kubur. Sosok wanita inilah yang akan
melayani dan menghilangkan pelipur lara dari kesunyian alam kubur.
Terlepas dari
itu semua, ternyata hal ini telah lama dibuktikan oleh sosok filsuf sekaligus
terkenal sebagai sufi bernama Abu Bakar Muhammad ibn Al-‘Arabi ketika beliau
baru menginjak umur delapan belas tahun. Meskipun bukan berupa cerita yang sama
seperti yang disampaikan seperti yang di atas. Namun pengalaman mistis yang dialami
oleh Ibnu ‘Arabi ini akan menjadi sebuah lilin yang menerangi lorong keraguan.
Pada saat itu,
ketika beliau masih berumur delapan belas tahun, Ibnu ‘Arabi mengalami
sakaratul maut dimana beliau merasakan sakit yang luar biasa. Sehingga orang
disekitarnya mengira beliau sudah meninggal. Disaat yang sama, ayah beliau
membacakan surat Yasin sebagai bentuk pertolongan doa dan pengharapan barakah
dari Surat Yasin. Ketika hal itu terjadi tiba-tiba saja Surah yasin itu berubah
menjadi sosok yang membantu Ibnu Arabi yang dalam kondisi seperti itu.
Sosok yang
diceritakan memiliki paras yang indah itu memukul para setan yang berusaha
menggoda Ibnu Arabi ketika sakaratul maut serta menyelamatkan beliau dari rasa
sakit itu. Singkat cerita beliau tidak jadi meninggal. Dari pengalaman Ibnu
Arabi memasuki alamu al-mitsal dunia bayangan mandiri dan riil (Henry
Corbin dalam bukunya Imajinasi Kreatif Sufisme Ibnu ‘Arabi) kita dapat memetik sebuah
bukti yang jelas tentang cerita yang sama sebagaimana disampaikan oleh para
Guru di pesantren.
Cerita yang
sama bahwa sebuah amal yang dilakukan atau diniatkan secara khusus untuk
seseorang pasti akan memiliki efek berupa bantuan yang diperlukan bagi
seseorangdi saat tertentu. Ibnu Arabi sendiri menerangkan dalam beberapa karya
tulisnya seperti futuhat bahwa
hal semacam itu sebagai energi berdaya cipta (creative energy) yang
dihasilkan dengan konsentrasi hati (himmah) keyakinan.
Jika masih ragu
tentang keyakinan seperti diatas, silahkan anda mencobanya sendiri.
Wallahu A’lam
- Muhammad Nur Khalis Santri Mahasiswa Ma’had Aly Al-Hikam Malang