Penulis: M Faizi
Ahad 4 Agustus 2019
Ilustrasi foto: Alif.id |
Atorcator.Com - Baru belakangan ini saya tahu kalau Gus Dur sudah beberapa kali
berkunjung ke Guluk-Guluk.
Awalnya, saya kira beliau itu hanya datang satu kali saja, yakni
pada tahun 2000, tepatnya di saat beliau masih menjabat presiden RI, tapi
ternyata tidak. Yang paling banyak tahu perihal ini tentu saja Kiai Zamiel
karena setiap ke Guluk-Guluk, Gus Dur biasanya langsung ‘jujug’ (menuju) ke
ndalem Kiai Abdul Basith, ayah Kiai Zamiel.
Saat pertama datang ke Guluk-Guluk, Gus Dur menjumpai Kiai Abdul
Basith AS dan minta diantarkan ke komplek pemakaman pendiri PP Annuqayah, yakni
Kiai Muhammad Asy-Syarqawi. Sebagian orang menganggap cara ini sebagai
“pangapora” alias “kulo nuwun”.
Maka, Kiai Abdul Basith lantas mengajak Gus Dur
ke komplek pemakaman tersebut, tidak jauh. Lokasinya berada di bawah rerimbun
dua pohon sawo, di depan masjid jamik.
“Yang ini, Gus!” kata Kiai Abdul Basith seraya menunjuk ke makam
tertentu.
Maka, Gus Dur pun menghampiri makam dimaksud, duduk di sebelah barat nisan sisi
utara, menghadap ke timur.
Eh, selang beberapa detik, Gus Dur bangkit dan menatap Kiai Abdul
Basith sambil tersenyum lebar. “Ayolah, Kiai… Panjenengan itu jangan suka
godain saya. Makam ini isinya perempuan.”
Akhirnya, Kiai Abdul Basith pun senyum-senyum, menyadari sudah
menggoda Gus Dur namun ketahuan juga. Kiai Abdul Basith pun menunjukkan makam
Kiai Muhammad As-Syarqawi yang sebenarnya, sebuah makam bernisan besar, berada
bagian barat pemakaman. Serta merta, Gus Dur bangkit dan pindah ke sana.
Sumber: dari Toni; dari Kiai Abdul Basith Abdullah Sajjad.
17 Juli 2015.
Penulis: Kiai M Faizi, Annuqoyah
Source selengkapanya bis dibaca di BangkitaMedia