Penulis: KH. Husein Muhammad
Kamis 5 September 2019
Atorcator.Com - Ceritanya begini. Iblis, raja para
setan itu tiba-tiba gundah-gulana bukan kepalang. Galau luar biasa. Hatinya
dicekam oleh rasa bersalah dan sejuta dosa. Ia juga tak tahan terus menerus
dicaci-maki manusia dan jadi kambing hitam dalam setiap kekacauan dan fitnah.
Ia selalu mendengar manusia mengutuknya setiap akan menghadap Tuhan, dan
memohon perlindungan-Nya.
“A’udzu Billah min as-Syaithan
ar-Rajim”. Aku berlindung kepada Tuhan dari gangguan setan yang terkutuk. Setan
Iblis betul-betul ingin taubat, kembali ke jalan yang benar. Ia ingin berhenti
mengganggu, mengacaukan, menyesatkan, memfitnah dan menjerumuskan manusia.
Ia ingin jadi saleh untuk selamanya,
biar bumi jadi aman dan damai, tak ada lagi kebencian yang menyala-nyala antar
manusia, tak ada lagi pedang yang bertarung dan tak lagi ada bom-bom yang
diledakkan di mana-mana dan meratakan bumi manusia. Dan dengan begitu, dunia
akan menjadi aman damai sentosa selama-lamanya.
Ia berpikir lama. “Tetapi kepada
siapakah gerangan aku harus mengkonsultasikan niatku ini”, ujarnya dalam hati.
. Ia berpikir dan membayangkan tokoh-tokoh agama terkemuka di dunia.
Aha! Ya, ya. Iblis
mengangguk-anggukkan kepalanya, sambil jari-jari tangan kanannya terkepal.
“Yes!. Aku harus menemui Al-Syeikh al-Akbar”. Ia pun segera terbang menuju
kawasan Universitas Al-Azhar di Kairo, Mesir, Universitas Islam paling kuno,
terkemuka dan paling prestisius dalam dunia muslim.
Ya, inilah pusat pendidikan agama,
tempat beribu ulama besar di dunia pernah menimba ilmu keislaman dan menjadi
para pemimpin di negaranya masing-masing. Pemimpin tertinggi Universitas ini
dipanggil “Al-Syeikh al-Akbar” (Grand Syeikh). Ini merupakan jabatan tertinggi
di universitas itu, yang pada masa awal setara dengan posisi Menteri dalam
struktur pemerintahan di Mesir. Dalam sejumlah hal Grand Syeikh lebih dihormati
dan ucapan-ucapannya lebih dipatuhi masyarakat daripada ucapan-ucapan Menteri
sendiri.
Dalam sekejap mata Iblis telah
sampai di bilangan Khan el-Khalili, sebuah pasar tradisional kuno, tempat para
turis belanja barang-barang antik dan bersejarah. Di dekat pasar kuno itu ada
masjid Husein. Konon di situ kepala cucu Nabi yang terbunuh di Karbala itu
dimakamkan. Di sebelah masjid ada kantor, “Masyikhah al-Azhar”, tempat Grand
Syeikh Al Azhar itu memimpin lembaga pendidikan tinggi itu. Iblis datang ke
sana untuk minta fatwa tentang rencana pertobatannya.