Penulis: Nurbani Yusuf
Sabtu 7 September 2019
Atorcator.Com - Rasulullah saw berkabar kepada Abdul Rahman bin Auf r.a bahwa ia bakal masuk ke syurga secara perlahan dengan cara merangkak, di sebabkan karena ia terlalu kaya. Orang kaya bakal di audit lebih lama. Pada saat yang lain Rasulullah saw mengabarkan bahwa jarak antara si kaya dan si miskin ke surga atau neraka berjarak setengah hari atau sekitaran 500 tahun waktu dunia.
Mendengar ini, Abdurahman bin Auf berpikir keras bagaimana caranya menjadi melarat--agar terhindar dari audit yang lama karena kebanyakan harta. Usai perang Tabuk-- para sahabat rugi besar mendapati kurma yang ditinggalkannya membusuk tak laku di jual. Tak urung Rasulullah saw pun ikut prihatin melihat kondisi para sahabat nya itu. Paceklik dan kelaparan mengancam belum
lagi kemarau panjang musim itu.
Keresahan itu ditangkap oleh Abdurahman bin Auf sebagai peluang. Peluang untuk menjadi miskin. Maka ia jual semua hartanya lalu diborongnya semua kurma busuk milik sahabatnya itu dengan harga dua kali. Berharap segera miskin karena bangkrut. Para sahabat pun bersuka cita kurma busuknya laku keras dengan harga dua kali. Mereka tak jadi rugi karena kurma laku dijual.
Akan halnya Abdurahman bin Auf, keinginannya menjadi miskin pun terlaksana. Ia telah menjadi miskin. Hartanya habis terjual berganti kurma busuk. Berkali ia mengucap syukur terhindar dari audit yang lama.
Tak lama berselang ada utusan dari kerajaan Yaman. Utusan itu mengatakan bahwa rakyat Yaman sedang berduka karena tertimpa wabah. Dan obatnya adalah kurma busuk. Utusan itu mengatakan akan membeli semua kurma busuk dari seluruh penduduk Madinah . Para sahabat pun langsung menunjuk ke rumah Abdurahman bin Auf.
Di rumah itu katanya ada puluhan bahkan ratusan ton kurma busuk. Benar. Para utusan pun segera datang. Dan membeli semua kurma busuk dengan harga 10 kali lipat berikut hadiah dari raja Yaman sebagai tanda terimakasih. Abdurahman bin Auf urung bangkrut hartanya naik 10 kali dibanding sebelumnya. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Hidup memang rumit, termasuk rizki yang bakal kita terima. Kita tidak pernah tahu kapan datang dan perginya, apakah kita di tetapkan menjadi melarat atau kaya, semua hanya Tuhan yang tahu. Sebab bahagia tidak dimonopoli si kaya. Semua ada balasan dan konsekuensi nya.
Kita tetap bersyukur apapun keadaan. Menjadi apapun, profesi apapun, dalam kondisi apapun dan tidak harus menjadi bahan olok. Apalagi dipolitisir untuk kepentingan politik sesaat. Orang kaya tak selamanya bahagia, orang miskin juga tak selamanya susah. Jangan bicara miskin kalau tak pernah susah. Sebab Anda tak pernah tahu nikmatnya makan di saat lapar .. hanya Allah kepadaNya semua tunduk.
@nurbaniyusuf
Komunitas Padhang Makhsyar
Sabtu 7 September 2019
Ilustrasi: Pixabay |
Atorcator.Com - Rasulullah saw berkabar kepada Abdul Rahman bin Auf r.a bahwa ia bakal masuk ke syurga secara perlahan dengan cara merangkak, di sebabkan karena ia terlalu kaya. Orang kaya bakal di audit lebih lama. Pada saat yang lain Rasulullah saw mengabarkan bahwa jarak antara si kaya dan si miskin ke surga atau neraka berjarak setengah hari atau sekitaran 500 tahun waktu dunia.
Mendengar ini, Abdurahman bin Auf berpikir keras bagaimana caranya menjadi melarat--agar terhindar dari audit yang lama karena kebanyakan harta. Usai perang Tabuk-- para sahabat rugi besar mendapati kurma yang ditinggalkannya membusuk tak laku di jual. Tak urung Rasulullah saw pun ikut prihatin melihat kondisi para sahabat nya itu. Paceklik dan kelaparan mengancam belum
lagi kemarau panjang musim itu.
Keresahan itu ditangkap oleh Abdurahman bin Auf sebagai peluang. Peluang untuk menjadi miskin. Maka ia jual semua hartanya lalu diborongnya semua kurma busuk milik sahabatnya itu dengan harga dua kali. Berharap segera miskin karena bangkrut. Para sahabat pun bersuka cita kurma busuknya laku keras dengan harga dua kali. Mereka tak jadi rugi karena kurma laku dijual.
Akan halnya Abdurahman bin Auf, keinginannya menjadi miskin pun terlaksana. Ia telah menjadi miskin. Hartanya habis terjual berganti kurma busuk. Berkali ia mengucap syukur terhindar dari audit yang lama.
Tak lama berselang ada utusan dari kerajaan Yaman. Utusan itu mengatakan bahwa rakyat Yaman sedang berduka karena tertimpa wabah. Dan obatnya adalah kurma busuk. Utusan itu mengatakan akan membeli semua kurma busuk dari seluruh penduduk Madinah . Para sahabat pun langsung menunjuk ke rumah Abdurahman bin Auf.
Di rumah itu katanya ada puluhan bahkan ratusan ton kurma busuk. Benar. Para utusan pun segera datang. Dan membeli semua kurma busuk dengan harga 10 kali lipat berikut hadiah dari raja Yaman sebagai tanda terimakasih. Abdurahman bin Auf urung bangkrut hartanya naik 10 kali dibanding sebelumnya. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Hidup memang rumit, termasuk rizki yang bakal kita terima. Kita tidak pernah tahu kapan datang dan perginya, apakah kita di tetapkan menjadi melarat atau kaya, semua hanya Tuhan yang tahu. Sebab bahagia tidak dimonopoli si kaya. Semua ada balasan dan konsekuensi nya.
Kita tetap bersyukur apapun keadaan. Menjadi apapun, profesi apapun, dalam kondisi apapun dan tidak harus menjadi bahan olok. Apalagi dipolitisir untuk kepentingan politik sesaat. Orang kaya tak selamanya bahagia, orang miskin juga tak selamanya susah. Jangan bicara miskin kalau tak pernah susah. Sebab Anda tak pernah tahu nikmatnya makan di saat lapar .. hanya Allah kepadaNya semua tunduk.
@nurbaniyusuf
Komunitas Padhang Makhsyar