Tempo yang Mencoba Bertahan Saat Nafas Tinggal Sejengkal - Atorcator
Latest Update
Fetching data...

Kamis, Oktober 10, 2019

Tempo yang Mencoba Bertahan Saat Nafas Tinggal Sejengkal

Penulis : Rudi S Kamri
Kamis 10 Oktober 2019
detik

Atorcator.Com - TEMPO di mata saya saat ini sudah kehilangan kredibilitas sebagai sebuah media netral yang suaranya bisa menjadi pembeda. Roh dari media yang menjadi rujukan utama sudah tidak dimiliki Tempo lagi. Entah apa yang terjadi di dalam internal Tempo, yang jelas menurut saya Tempo telah melacurkan dirinya pada tataran media murahan.

Dalam pengalaman saya hampir 40 tahun membaca Tempo, baru akhir-akhir ini saya kehilangan Tempo yang Doeloe. Dulu Tempo menjadi referensi arus informasi yang kredibel dan sangat bisa dipercaya.  Namun yang terjadi saat ini Tempo telah merendahkan dirinya menjadi media yang memihak golongan tertentu yang anti Jokowi. 
Salahkah pilihan TEMPO ?

Menurut saya tidak salah. Biarkan saja Tempo berbuat semaunya. Bagi saya Tempo sedang mencari segmen market baru di luar sebagian pendukung Jokowi yang tingkat literasinya lebih tinggi ke segmentasi pasar yang kebetulan daya literasinya sangat rendah. Semua resiko ditanggung Tempo sendiri. Biarlah Tempo merendahkan derajat dan harga dirinya, kita tidak perlu protes. Mungkin ini hanya upaya Tempo di akhir nafas yang tersisa.

Mengapa saya pedas mengkritik Tempo? Orang-orang Tempo dan pendukungnya tidak perlu"baperan". Kalau Tempo bisa seenaknya saja menghina dan mengkritik Presiden Jokowi atas nama kebebasan pers, sayapun bisa berbuat yang sama untuk membela kehormatan dan kewibawaan Presiden RI. Dan saya juga punya hak yang untuk mengekspresikan suara hati saya, bukan ?

Saya tidak mengajak siapa-siapa, tapi saya sudah tegas mengatakan : "I'm sorry Goodbye" kepada Tempo sampai pada titik Tempo mau kembali lagi ke koridor media yang kredibel dan media perjuangan yang punya etika jurnalistik dan kehormatan seperti yang dulu pernah diperjuangkan oleh para 'founding fathers' Tempo.

Sekarang ini Tempo sudah berubah menjadi media yang TIDAK ENAK dan TIDAK PERLU dibaca lagi. Jadi buat apa saya buang waktu untuk membacanya.[Source: Facebook Rudi S Kamri]

Bagaimana dengan Anda ?

Salam SATU Indonesia
09102019