Sudahi Saja Anggapan Orang yang Tak Menikah Itu Enak karena Dinilai Tak Punya Tanggungan - Atorcator
Latest Update
Fetching data...

Senin, Mei 06, 2024

Sudahi Saja Anggapan Orang yang Tak Menikah Itu Enak karena Dinilai Tak Punya Tanggungan

 

Hipwe


Penulis: Zubairi

Saya adalah satu pemuda yang belum menikah. Meski beberapa kali diomelin, ditanya kapan akan menikah, tetap saja untuk sementara dalam diri ini nggak ada niatan untuk segera menikah. Masih ada banyak pertimbangan kenapa saya nggak mau menikah. 

Dan anehnya, saya ini acap kali dikatakan enak gara-gara belum menikah oleh orang-orang di sekitar yang sudah menikah. Ada yang bilang, ketika punya uang enak bisa menabung dan bisa beli ini-itu sepenuhnya lantaran nggak punya tanggungan. Anggapan seperti itu nggak hanya dari satu orang. Alhasil, saya kapok betul dengan ucapan mereka yang diberkahi Tuhan itu. 

Enak dari mana, dah?

Sebagai pemuda yang lahir dan tumbuh besar dari keluarga pedesaan, yang orang tuanya nggak punya pekerjaan tetap, saya merasa nggak enak mendengar mereka berucap demikian. Sebab, meski saya belum menikah, saya merasa nggak ada enak-enaknya. Sama aja.

Karena bapak dan ibu saya cuma petani, sebulan belum tentu dapat penghasilan 1 juta (kecuali ketika musim tembakau), sebagai orang yang belum menikah ya saya (meski tidak sering) juga membantu kok kepada apa yang keluarga butuhkan. Meski, kebutuhannya sangat mendasar sekali. 

Saya bilang gitu bukan sok memelas. Jika kau anggap demikian, sini, tak kasih permen tuh bibirmu biar fokus ngemil aja. Lanjut…

Ya, meski saya belum menikah dan selagi punya uang, saya juga ikut andil membelikan ikan laut dan daging ayam dan kebutuhan spek perdapuran buat dimakan bersama, uang listrik, saku adik sekolah, hingga kalau punya uang seperti kemarin lusa dan tahun lalu, ya membantu orang tua–memberi keringanan–membelikan pakaian adik pas hari lebaran. 

Betul saya tak banyak memberikan sumbangsih keuangan pada keluarga. Tapi, bukan lantas saya tak punya keharusan bila melihat kondisi keuangan keluarga sedang bengkak. Jadi, ayolah, stop bilang enak karena belum menikah. Semua tergantung keadaan, Pak.  

Saya bilang begitu, bukan caper  Apa yang saya tulis, semata sebagai responsif lewat pikiran melalui tulisan untuk orang-orang yang memandang saya “wenak to wenak” karena belum menikah tinggal mau ini-itu nggak ribet. 

Seharusnya sudahi saja ucapan seperti itu

Ucapan seperti itu, sudah seharusnya dihilangkan. Sebab, hanya bikin yang mendengar, apalagi yang bersangkutan macam saya, hanya bikin timbul imajinasi ke mana-mana. Mikir enak betulan andai keluarga punya segalanya tak perlu bantuan anaknya yang masih lajang, padahal aslinya sebaliknya. Bikin perasaan sedikit terusik. 

Lagian ya, tak semua orang bisa seberuntung itu seperti apa yang kalian ucap. Dan saya pikir, orang-orang yang membantu keluarganya yang ikut membelikan ini dan itu meski belum (atau cerai setelah) menikah bukan hanya saya. 

Tanggungan bukan hanya milik mereka yang punya pasangan

Saya memahami dengan pola yang sangat sederhana: jika seseorang sudah menikah, ia memang punya tanggungan yang nggak main-main. Apalagi sudah punya anak. Jelas, tanggungannya gede. Tapi, apakah seseorang yang tidak menikah sah-sah saja dicap tak punya tanggungan? Tidak.

Saya tahu persis kalau ada seorang pemuda yang kebetulan orang tuanya sudah nggak kuat lagi untuk bekerja. Pemuda tadi, meski belum menikah dan ada juga yang sudah cerai, keduanya punya andil memenuhi tanggungan terhadap keluarganya dalam kehidupan sehari-hari.

Saya rasa, semua orang punya keharusan membantu keluarganya meski ia tidak punya pasangan. Terlebih, ekonomi keluarganya tergolong sangat menengah ke bawah. Selagi punya uang, maka justru bikin keluarganya bangga jika ikut memberikan ketersediaan terhadap apa yang mereka butuh. 

Wes to, sekali lagi, tolong, nggak usah bilang orang yang tak menikah itu enak. Itu hanya berpotensi bikin yang mendengar ingat terhadap bagaimana kondisinya yang tak seberuntung seperti yang kalian ucap.