Februari 2018 - Atorcator
Latest Update
Fetching data...

Jumat, Februari 16, 2018

Biasiswa itu Amanah Bukan Beban

Biasiswa itu Amanah Bukan Beban



Atorcator.Com - Biasiswa merupakan salah satu daya tarik tersendiri dalam meningkat kualitas pendidikan. Belakangan ini banyak sekali penawaran program-program biasiswa baik di tingkat PTN maupun PTS, bahkan perusahaan-perusahan mulai juga menawarkan, dan ini semata-mata untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan kualitas pendidikan, menyetarakan ketimpangan sosial, yang sampai saat ini menjadi PR besar pemerintah. Jadi tidak ada alasan lagi menempuh pendidikan dengan alasan finansial, pemerintah saat ini sudah jor-joran mengeluarkan dana pendidikan dengan melihat perkembangan zaman yang semakin banyak tantangan dan anak bangsa perlu diselamatkan melalui pendidikan.

Tentu semua ini, bagi seluruh elemen mahasiswa baik yang memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kreativitas, integritas dan inovatif maupun tidak. Memasuki tahun ajaran baru seluruh kampus baik Kampus Negeri maupun swasta sudah mengakomodasi kebutuhan mahasiswa termasuk biasiswa kerja sama dengan pemerintah terdekat, ini merupakan salah satu momen dimana calon mahasiswa mengabdikan diri kepada bangsa melalui pendidikan.

Biasiswa seharusnya membuat mahasiswa lebih cerdas, kreatif dan inovatif, sebab biasiswa ini merupakan amanah yang harus dijaga, dirawat dan dikembangkan. Tidak hanya sekedar IPK mencapai target, lulus tepat waktu, sebab banyak sekarang mahasiswa IPK tinggi tapi tidak punya persembahan khusus atau timbal balik untuk bangsa ini alias kosong karya.

Saya pribadi adalah penerima beasiswa tentu ini bukan lagi sebuah kebanggaan ataupun kesenangan semata, maka dari itu, tidak perlu kita merasa hebat dengan mendapatkan biasiswa, sebab hebat atau tidak itu bukan dari apa meraka yang dapatkan tapi dari apa yang mereka berikan khususnya untuk bangsa ini. Namun yang terpenting adalah selaku mahasiswa atau calon mahasiswa harus memiliki gairah keilmuan yang tinggi serta dibarengi dengan keikhlasan.

Biasiswa menjadi ajang kompetisi dalam rangka memperebutkan kedudukan pendidikan yang nyaman, berlomba-lomba dari Sabang sampai Merauke. Ini merupakan ajang yang sangat bergengsi tentu banyak yang sangat apresiatif terhadap kompetesi ini. Nah, tinggal kita mau apa tidak dengan semua ini, dan ini yang kadang-kadang menjadi problem yang bisa membuat inferior, dan akhirnya tidak mau bergerak-gerak dan bertahan dalam kebodohan.



Maka dari itu, saya tidak pernah membatasi siapapun untuk mencari biasiswa, silahkan cari ke penjuru duniapun dibolehkan, seperti biasiswa ke luar negeri, Amerika serikat, Belanda , Jepang , China , dan lain sebagainya. Sebab mencar ilmu tidak ada seseorangpun yang membatasi gerak ruang lingkupnya. Maka dari itu saya mengutip beberapa dalil ulamak salaf yang masih sangat relevan dengan perkembangan zaman.
Menerima beasiswa (pemberian, hibah atau hadiah) dari non muslim hukumnya boleh, lihat Ihkamul al-ahkam 4/238 :

و ىدت احاديث تدل على جواز قبول هدايا الكفار و الاهداء لهم اهدى كسرى لرسول الله فقبل عنه و اهدى له قيصر فقبل و اهدت له الملوك فقبل منها

Telah diterangkan dalam hadis atas diperbolehkannya menerima hadiah dari orang kafir dan memberikan kepadanya. Raja kaisar pernah memberikan hadiah pada Rosululloh dan beliau menerimanya. Kemudian sebelumnya raja kaisar juga pernah memberi hadiah kepada nabi dan beliau menerimanya begitu juga raja lain banyak yang memberikan hadiah kepada beliau dan beliau juga menerimanya.

كتاب الهبة . فتح الباري ٤/٤١٠
قوله : ( باب الشراء والبيع مع المشركين وأهل الحرب ) قال ابن بطال : معاملة الكفار جائزة ، [ ص: 479 ] إلا بيع ما يستعين به أهل الحرب على المسلمين . واختلف العلماء في مبايعة من غالب ماله الحرام ، وحجة من رخص فيه قوله - صلى الله عليه وسلم - للمشرك : " أبيعا أم هبة " ؟ وفيه جواز بيع الكافر وإثبات ملكه على ما في يده ، وجواز قبول الهدية منه ، وسيأتي حكم فى هدية المشركين

Bab membeli dan menjual sama orang musyrik (kafir) dan ahli perang (kafir harbi) berkata ibnu bathol melakukan transaksi dengan non muslim hukumnya boleh...kecuali di dalam jual beli yang mendukung terhadap kejayaan kafir harbi dan melemahkan pada muslim.. seperti menjual pedang untuk perang kepada LA HARBI..) adapun hukum bertransaksi dengan orang yang kebanyakan hartanya terdiri dari harta haram maka ulama' berbeda pendapat...... langsung saja ke poinnya :
(، وجواز قبول الهدية منه)
dan boleh menerima hadiah dari non muslim....

عن ابي هريرة رضى الله عنه، قال، كان رسول الله صلى الله عليه وسلم قال، اذا أتى بطعام سأل عنه، اهدية ام صدقة فاء قيل صدقة، قال لأصحابه، كلوا ولم يأكل وان قيل هدية ضرب بيده صلى الله عليه وسلم فأكل معهم. رواه البخارى

Dari Abu Hurairah r.a, ia berka, bahwasanya Rasulullah saw bersabda, apabila di beri makanan, beliau bertanya, apakah makanan ini hadiah atau sadaqah, jika dijawab sadaqah, beliau bersabda para sahabatnya makanlah oleh kalian, sedangkan beliau tidak memakannya, akan tetapi apabila dijawab hadiah, maka beliau mengambil dengan  tangannya, lalu makan bersama mereka. (HR. Bukhori).

عن علي قال، ان كسرى اهدى الى رسول الله صلى الله عليه وسلم هدية منه وان الملوك اهدوا اليه. رواه الترميذي

Dari 'Ali, ia berkata, sesungguhnya kisra memberi hadiah kepada Nabi saw dan raja-raja lain juga memberi hadiah kepada beliau dan beliau menerima hadiah tersebut dari mereka. (HR. Tirmidzi). Hukum menerima hadiah dari non muslim adalah boleh.
Semoga bermanfaat.



Read More

Selasa, Februari 13, 2018

Cerita Kita dan Kota Jember

Cerita Kita dan Kota Jember


masjid jami' jember

Atorcator.Com - Satu bulan sebelumnya kita sudah merencakan perjalanan ke kabupaten jember, kabupaten ini berbatasan dengan kabupaten probolinggo dan kabupaten bondowoso di utara, kabupaten banyuwangi di timur, samudera hindia di selatan, dan kabupaten lumajang di barat. Satu minggu sebelum berangkat kita sudah merencakan beberapa tempat yang akan dikunjungi, diantaranya sowan ke Gus Idrus Ramli ketua, anggota dewan pakar PWNU jawa timur, KH. Mustaghfiri, Pengasuh Tahfidzil Quran Nurul Mukhlishin kota jember, dan kunjungan ke Universitas Jember (UNEJ) dan tempat-tempat lain yang dirasa penting untuk kita kunjungi. Ini merupakan safari religi yang sengaja kita kemas beberapa hari sebelumnya, dengan harapan mahasiswa yang masih baru di semester dua ini mampu melakukan rekonstruksi, reaktualisasi, dan reposisi dalam upaya menciptakan pribadi-pribadi yang agamis, bermoral, dan lebih berperadaban (civilized).

Kita adalah Syahri, zaka, dan Wafa, mahasiswa perguruan tinggi swasta, Sekolah Tinggi Ma’had aly Al-Hikam malang. Kita sadar bahwa kita masih kurang begitu paham apa itu safari religi karena kita masih awam dalam hal itu, tetapi ini gak menyurutkan semangat kita dalam mencoba hal-hal yang baru dan tentunya sangat terpuji dengan niat yang baik, sebab kadang ilmu bisa diambil dari sebuah perjalanan alias pengalaman

Hari jumat tanggal 09 februari 2018 awal jadwal keberangakatan kita menuju kota jember tepatnya jam 13.00 siang. Namun apa daya, rencana memang kadang tidak sesuai dengan kenyataan, manusia hanya bisa berencana namun tuhan yang bisa menentukan segalanya, sebagaimana halnya yang kita alami. Jam 13.00 yang sempat kita setting sebelumnya bukan lagi jadwal keberangkatan kita menuju kabupaten jember, banyak hal yang menghambat keberangkatan kita, mulai dari diantara kita yang sibuk dengan berkhidmat ke pesantren ditambah dengan hujan deras yang mengguyur kota malang, sehingga jadwal itu menjadi mundur satu jam dari yang ditentukan, karena sudah tekat bulat, dan keinginan kuat dalam diri kita, dan diantara kita tidak ingin mengecewakan apa yang sudah disepakati sebelumnya, kitapun berangkat tepat jam 14.00 sore dari pesantren mahasiswa al-hikam malang, dengan derasnya hujan yang begitu besar, sempat bingung bagaimana cara melintasi perjalanan ini, kita meminjam payung ke salah satu teman menuju kendaraan yang akan kita tunggangi yaitu gocar (kendaraan zaman now) yang sudah dipesan sebelumnya.

Dengan kendaraan gocar ini, kita sudah mengatur waktu di dalam mobil, sampai di terminal arjosari malang jam segini berarti sampai jember jam segini, begitulah kira-kira yang diprediksikan di dalam mobil menuju terminal. Lagi-lagi prediksi yang di luar dugaan menimpa perjalanan kita, sempat berpikir bahwa waktu sore memang potensial untuk macet, kita hanya bisa bersabar dan berdoa semoga selamat sampai tujuan, yang bikin jengkel ketika lama dalam situasi macet, itulah yang kita rasakan. Tidak perlu ada yang disalahkan ketika dalam situasi seperti ini, kita sempat mencari solusi untuk menghindari kemacetan, namun akses jalan sudah penuh dengan pengendara mobil dan sepeda, kita menunggu saja sampai kapan jalan ini gak macet dan lancar. Setengah jam-an kira-kira menunggu kemacetan ini, sungguh diluar dugaan.

Jam 15.05 kita tiba di terminal arjosari dengan penuh rasa syukur, selang beberapa menit kemudian kita buru-buru mencari busway malang-jember yang siap berangkat, akhirnya menemukan busway non patas, tidak apa-apa, patas dan non patas sama saja, mungkin yang membedakan fasilitas dan kenyamanan buswaynya. Dengan kondisi busway yang belum ada penumpang sama sekali, kita bertiga mengambil posisi depan dekat dengan sopir, kita tidak lagi memikirkan kapan kita seharusnya sampai di kota jember, yang penting sampai dengan cepat dan selamat.

Didalam perjalanan ini, salah satu diantara kita sempat berpikir sekaligus berdoa “ semoga perjalanan ini tidak macet lagi” dan mungkin diantara yang lain juga berpikir seperti itu, namun mereka sudah enggan mengutarakan karena saking lelahnya di perjalanan sebelumnya. Perjalanan merupakan roda kehiduapan yang tidak bisa dilompati. Semuanya berjalan berdasarkan yang telah ditentukan oleh Nya. Oleh karena itu, perjalanan selalu menghadirkan cerita dan kisah yang menyatu dalam setiap keseharian kita. Berjalan tanpa bisa kita prediksi. Dengan ketentuan tuhan yang tentunya ini terbaik buat kita. Perjalanan malang-jember lagi-lagi mengalami kemacetan berkepanjangan disebabkan ada perbaikan jalan di kabupaten pasuruan, sehinga jalan raya hanya bisa di operasikan separuh. Kadang tuhan memang mengirimkan pesan menyakitkan kepada kita demi kebaikan kita sendiri, agar dapat membantu kita menjalani kehidupan dengan lebih baik lagi.

Kita sampai di kabupaten jember tepat jam 22.15 wib. Dengan perut keroncongan kita mencari warung tempat makan, disitulah kita mengisi stamina terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan menuju tempat penginapan di pondok Tahfdzul Quran Nurul Mukhlisin kabupaten jember, sekitar 15 menit kita beristirahat, yang awalnya rencana kita akan berjalan kaki menuju penginapan itu dengan jarak kira-kira 30 KM, dengan pertolongan tuhan yang maha kuasa tiba-tiba teman/santri pondok yang akan kita tempati bersedia menjemput kita di tempat makan itu, sempat tidak enak dan merasa merepotkan tapi penting untuk menghargai dan tentunya wajib disyukuri.

Tiba di tempat penginapan jam 23.00, dengan penuh rasa lelah, letih dan pusing sudah komplit di pribadi kita masing-masing, kita mencoba ngobrol-ngobrol sebentar layaknya menjamu seseorang dikediamannya. Kebetualan santri itu fasih berbahasa Madura dan kebetualan juga diantara kita ada yang dari Madura, maka ngobrolpun menjadi enak dan asik. Dengan cerita yang panjang lebar akhirnya kita pamit untuk istirahat terlebih dahulu karena besoknya masih ada perjalanan berikutnya yang harus kita tempuh.

Pagi menunjukkan jam 06.52 kita mencoba menghubungi salah orang kiai (Gus Idrus Ramli) yang akan kita kunjungi pagi itu, ternyata beliau belum ada dikediamannya pada saat itu, kita tidak perlu menunjukkan rasa kekecewaan dengan semua itu, toh walaupun target itu belum bisa di capai sebab kita yakin bahwa tuhan telah mengatur semuanya dan ini tentu yang terbaik. Setelah semuanya itu terjadi, kita bersiap-siap untuk target yang kedua yaitu sowan ke Almukarram KH. Mustaghfiri pengasuh pondok pesantren Tahfidzul Quran Nurul Mukhlisin jember yang menjadi tempat penginapan kita pada saat itu.

KH. Mustaghfiri adalah sosok kiai yang disegani di pesantren itu, disamping beliau memang hafidz juga alim luar biasa, beliau alumni syiria. Beliau menjadi hafidz luar biasa murni hasil didikan abahnya, saudara-saudara beliau hafidz dan hafidzah semua yang juga hasil didikan abahnya, beliau banyak menceritakan kisah hidupnya dulu dengan perbedaan fase yang dialami zaman sekarang, sehingga terakhir beliau berpesan “ cak zaman sekarang ini banyak gangguan, gangguan yang sangat luar biasa pengaruhnya, dan masuknya pun halus” begitulah kira-kira pesan beliau yang sempat kita simpulkan, tentu pesan ini singkat tapi memiliki makna yang sangat luas, dan komprehensif, kalam ulamak yang bener-bener dekat kepada Allah SWT tidak perlu banyak-banyak tapi mengenak secara keseluruhan.

Kita yakin bahwa salah satu krisis yang dihadapi mahasiswa modern saat ini adalah ketidak mampuan dalam menentukan tujuan final dari semua aktivitas mereka. Jika diperlukan, permasalahan ini berhak mendapatkan pengorbanan dengan segala hal. Walaupun kita tidak pernah melupakan keyakinan kita bahwa, “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan untuk supaya mereka menyembahku”, ( adz-Dzaariyat: 56), maka dari itu kita lebih mencari sesuatu yang bermanfaat untuk kehidupan dunia dan akhirat, lebih-lebih bagaimana cara melihat alam dengan segala penciptaanya yang sangat luar biasa ini.

Pagi menjelang siang, kita pun pamit dengan memohon doa dan keberkahan terlebih dahulu. Setelah semuanya selesai, kita pun melanjutkan perjalanan dengan agenda target yang ketiga yaitu berkunjung ke universitas jember, dengan semangat dan penuh gairah kita sepakat untuk jalan kaki bukan berarti gak ada angkot, gojek, grab dan lain sebagainya. Hanya saja pada waktu itu kita mau mencoba dengan suasana baru yang jarang dilakukan oleh mahasiswa zaman sekarang, pagi menjelang siang adalah waktu yang idealis untuk berolahraga, menyihatkan badan, dengan jarak tempuh kira-kira 6 KM menuju UNEJ, mungkinkah untuk kita tempuh ? dalam benak kita setelah mencapai perjalanan 2 KM, disini kita sempat berpikir dan berembuk bersama, yang akhirnya kitapun dituntut untuk naik becak angkutan trdisional karena sudah begitu lelah, kenapa harus becak kok gak yang lain ? pantaskah sekelas mahasiswa anak muda zaman sekarang naik becak ? ini pertanyaan yang sering muncul dikalangan mahasiswa elit, kita sadar bahwa kita bukan mahasiswa elit, jadi pertanyaan itu tidak pernah menggannggu prinsip dan komitmen kita sebagai mahasiswa yang seharusnya bukan gaya yang dikedepankan tapi prestasi dan karya yang di prioritaskan, bukan soal malu yang dipermasalahkan tapi soal mutu dan integritas serta gagasan dan gerakan intelektual.

Kitapun merasa santai naik becak bertiga dengan penuh rasa nikmat, melihat indahnya kota jember disekelilingnya, sehinnga kita tertarik seperti apa alun-alun kota jember, nah disitu kita tertarik untuk menikmati alun-alun kota jember terlebih dahulu sebelum ke UNEJ, begitu indahnya kota jember, kota yang penuh kehijauan, desain dan tatanan kota yang sangat luar biasa. Setelah menikmati indahnya alun-alun kota jember, kita melanjutkan perjalanan  yang jarak tempuh menuju UNEJ kurang 5 KM, kita nekat lagi untuk jalan kaki yang kedua kalinya, sambil menikmati indahnya kota jember menuju UNEJ. Perjalanan yang ditempuh dengan waktu 36 menit jalan kaki dari alun-alun menuju ENEJ adalah sungguh nikmat tuhan yang tidak bisa kita dustakan. Sampai di UNEJ siang menjelang dhuhur, dengan terik matahari yang panas, kita disempatkan untuk jalan-jalan menikmati kampus elit yang ada dikota jember ini, toh walaupun kaadaan masih sepi karena liburan semester, tapi kampus ini nampak rami karena masih ada di dekat jantung kota,

Setelah kunjungan ke UNEJ, kita berencana untuk pulang ke malang, namun sebelum pulang, kita terlebih dahulu menikmati kuliner kota jember yang tepatnya dekat UNEJ itu, namanya kuliner H. Syukri, menikmati makanan yang cukup enak dan relatif murah. Setelah makan-makan kita bersiap untuk pulang ke malang dengan perjalanan yang hampir sama dengan berangkatnya. Alhamdillah dengan penuh rasa syukur yang mendalam kita sampai di kota malang tercinta dengan selamat dan sentosa.

“Cinta pertama adalah pengalaman paling indah bagi semua manusia. Cinta pertama penuh keindahan, dunia baru yang memenuhi seluruh sisi-sisi kalbu, memenuhi dunia dengan penuh warna-warni, sehingga ia akan melupakan segala derita rahasia kehiduapan ini.”
“Setiap pengalaman yang tidak dinilai baik oleh dirinya sendiri ataupun orang lain akan tinggal menjadi sesobek kertas dari buku hidup yang tidak punya makna. Padahal setiap pengalaman tak lain daripada fondasi kehidupan.”
Read More