Fenomena Perselingkuhan Di Desa Semakin Merajalela - Atorcator

Atorcator

Menulis adalah usaha merawat kejernihan berpikir, menjaga kewarasan, dan menyimpan memori sebelum dunia terkatup.

Latest Update
Fetching data...

12 Mei 2018

Fenomena Perselingkuhan Di Desa Semakin Merajalela

Internet

Bukan sesuatu yang baru ketika harus membahas soal selingkuh. Fenomena ini tidak hanya terjadi di desa, di kota pun kerap terjadi san tak bisa kita jangkau jumlahnya. Namum dalam tulisan kali ini saya akan membahas perselingkuhan yang sering terjadi dipedesaan. Orang desa yang sering disebut-sebut sebagai elemen masyarakat paling bawah tidak lepas dari masalah keluarga yang sulit untuk diselesaikan, lebih-lebih adalah selingkuh yang saat ini marak terjadi. Bahkan semakin hari semakin banyak memakan korban. Lantas apa yang sebenarnya harus kita lakukan dengan semua ini,

Masyarakat yang seharusnya sudah memikirkan bagaimana desanya bisa maju, berkembang dan mampu melahirkan generasi-generasi tangguh untuk berdaya saing di era millenial ini. malah justru terus dihantui hal yang tidak baik. Dan cenderung memberikan kesan tidak baik terhadap generasi muda. Jika hal ini tetap tidak mendapatkan perhatian khusus. Maka tidak menutup kemungkinan suatu desa akan mengalami dekadensi moral dan menjadi desa yang terbelakang. Jika ada yang menyatakan ini soal pribadi? Menurut saya tidak. Ini masalah kita bersama dan harus kita selesaikan bersama-sama. Minimal kita bisa mendoakan. Kemaksiatan yang sering terjadi di pedesaan tidak sepenuhnya harus disalahkan kepada pelaku justru kadang karena diamnya orang-orang yang baik yang tidak pernah bergerak untuk menasihatinya. Orang-orang baik yang diam karena merasa aman dengan kebaikannya dan membiarkan kesalahan terjadi berulang-ulang kali maka dia yang akan bertanggung jawab besar kelak.

Terlalu banyak waktu kita habiskan untuk membahas orang lain. Sudah terlalu sering kita sibukkan diri kita membahas masalah si A, si B dan si C. Atau banyak pulsa dan data yang terbuang karena kita sibuk memerhatikan omongan orang lain tentang kita. Dunia kita bising karena orang lain.

Mendengar kebisingan terhadap permasalahan ini. Saya merasa terusik untuk berbincang-bincang lebih dalam dengan masyarakat desa, apa yang sebenarnya terjadi dengan semua ini, apa penyebabnya. Untuk menelisik hal ini. Saya tidak perlu mendatangi seorang ahli yang bisa menjelaskannya. Cukup ngobrol santai disela-sela acara dengan masyarakat biasa.

Mendengar penuturan masyarakat sekitar. Perselingkuhan yang terjadi kebanyakan karena tidak berkumpulnya pasangan suami istri yang sering merantau ke luar kota. Keberangkatan itu karena ditengarai oleh faktor ekonomi. Istri yang seharusnya mendapatkan perhatian lebih dari sang suami justru tidak diperlakukan demikian. Karena menurut beberapa perempuan yang sering saya mintai pendapatnya, harta dan tahta tidak cukup membangun keluarga sakinah mawadah warahmah, kasih sayang suami melebihi semua itu.

Untuk membangun komunikasi dengan suami yang jauh disana maka diperlukan alat bantu seperti hp. Handphone yang seharusnya digunakan sebagaimana mestinya, sering digunakan untuk menerjang dan mengusik pasangan orang lain. Maka hp termasuk salah satu penyebab dan pemicu paling efektif adanya perselingkuhan. Tak heran jika banyak orang desa mulai menunjukkan gaya hidup yang modern karena memang tuntutan zaman yang semakin hari semakin menggiurkan. Maka perselingkuhan yang terjadi banyak dimulai dari aktifnya berselancar di dunia Maya. Tak terkecuali orang desa. Media sosial sudah menjadi menu utama orang desa setiap harinya, seperti Facebook, WhatsApp yang sangat mendominasi. Sehingga ia bebas untuk mengakses apapun yang diinginkannya.

Fenomena Perselingkuhan termasuk di desa yang kerap terjadi saat ini sering diawali dengan hal hal sepele hanya sebatas sering jempolin statusnya. Lama lama jempolin foto-fotonya. Lalu bercanda ria di kolom komentar. Semakin hari semakin akrab. Dia gak online tiba tiba merasa rindu. Ahirnya nyelonong masuk ke inbok. Tanya pin BB tanya nomor HP biar bisa Whatsapp an juga.

Ujung ujungnya salah satu dari mereka berkata:
"Kenapa ya kita tidak dipertemukan dari dulu padahal kamu adalah orang yang paling bisa ngertiin aku..." Lalu ketemuan di dunia nyata...
Bencana hati pun tak terhindarkan

Mulai sibuk merhatiin dia daripada merhatiin pasangan sendiri, lebih sering hubungi dia daripada hubungi pasangan sendiri. Ketenangan hati mulai terusik, konsentrasi untuk meraih sukses jadi buyar, niat untuk mewujudkan keluarga sakinah dengan pasangan sudah menipis di gerogoti nafsu birahi

Hatinya menghitam karna sering berdusta, telinganya menjadi tuli tidak mendengar nasehat baik, matanya jadi rabun terilusi dengan rasa penasaran, fikirannya menjadi tumpul tertindih oleh harapan semu. Pasangannya menangis, orang tua dan mertua ikut bingung, anak anaknya jadi rewel, para tetangga mulai menggosip. Padahal dengan yang baru belum tentu lebih bahagia. Mereka hanya dipermainkan dunia dan disibukkan dengan hal hal yang tak membawa ketenangan...

Hidup ini berharga dan hanya 1 masa janganlah kau gunakan untuk menumpuk dosa
Sebelum kehancuran itu terjadi, selamatkan hatimu, selamatkan keluargamu dan selamatkan dirimu dari godaan yang akan menjerumuskanmu. Semua cobaan itu pada hakekatnya ilusi, fana dan perangkap. Resapilah perkataanku, engkau akan mengerti...

Ini aku yang tulus menasehatimu..

 Wallahu a'lam bisshowab

Santri Mahasiswa Al-Hikam Malang