Ilustrasi Foto (Demo KPU) |
Penulis: KH. Dr. Miftah el-Banjary, MA
Atorcator.Com - Di tengah kepongahan Fir'aun yang memerintah Bani Israel
dengan penuh tekanan aturan perundangan yang tidak adil serta hanya berpihak
pada kepentingan elit dan bangsa Qibtyan, akhirnya memunculkan perlawanan
rakyat yang dibangkitkan oleh Musa sebagai simbol perjuangan kebenaran.
Kekuasaan Fir'aun mulai goyah, disebabkan muncul
ketidakpercayaan rakyat terhadap pemimpinnya. Nabi Musa memimpin "People
Power" sejumlah 600.000 orang Bani Israel untuk meninggalkan Mesir menuju
negeri Kan'an di Yerussalem.
Fir'aun tidak rela ada perlawanan yang kelak menumbangkan
kekuasannya, akhirnya dia mengejar kekuatan rakyatnya sendiri dengan
mengarahkan bala tentara yang terdiri dari pasukan elit kereta perang, pasukan
berkuda, pasukan penombak dan pemanah hingga ke tepi Laut Merah. Apa yang terjadi
kemudian?
Fir'aun memaksakan ambisinya, hingga Allah menentukan akhir
dari dinasti Ramses II itu dengan cara menenggalamkan dia dan pasukannya di
tengah dasar Laut Merah secara mengenaskan. Fir'aun tewas beserta
kesombongannya.
Maka pelajaran yang bisa kita ambil hikmahnya adalah jika
seorang penguasa memaksakan melawan "People Power" dari rakyatnya
sendiri, maka hukum sunatullah dia akan dihancurkan oleh kesombongannya
sendiri. Sejarah pasti berulang.
- KH. Dr. Miftah el-Banjary, MA Penulis National Bestseller | Dosen | Pakar Linguistik Arab & Sejarah Peradaban Islam | Lulusan Institute of Arab Studies Cairo Mesir.