Maret 2019 - Atorcator
Latest Update
Fetching data...

Minggu, Maret 31, 2019

Mencegah yang Sakit Berkuasa

Mencegah yang Sakit Berkuasa

kompas

Penulis: Amin Mudzakir


Atorcator.Com - Sejujurnya saya lebih sering memperhatikan pendukung Prabowo daripada Prabowo sendiri. Namun tadi malam saya menyaksikan sesuatu yang sungguh mengerikan. Berbagai cerita orang terhadap Prabowo ternyata bukan sekadar karangan.

Sulit menahan diri untuk tidak mengatakan bahwa Prabowo sakit. Emosinya sangat labil. Secara spontan dia memarahi penonton, padahal pendukungnya sendiri, karena menertawakan sesuatu yang memang lucu. Langsung terbayang kalau dia berkuasa, ketawa adalah hal pertama yang akan dilarang!

Secara semena-mena Prabowo juga menuduh para penasehat Jokowi pasti memberi asupan informasi yang keliru. Tidak cukup dengan itu, dia menyebut para diplomat kita 'nice guy' yang hanya senyum-senyum dalam perundingan internasional. Trauma dalam dirinya tampak sangat mendalam.

Oleh karena itu, yang dipikirkan Prabowo cuma perang. Namun itu pun perang di era Thucydides ribuan tahun silam. Tidak ada satu pun kata-katanya yang merujuk pada wawasan humanitarian.

Jadi kalau ada pengamat politik pengangguran mengatakan Jokowi dan Prabowo sama saja, saya kira mereka sama sakitnya. Jelas sekali Prabowo tidak sehat. Air mukanya suram, penuh kebencian. Tidak heran dia malah bangga melakukan invasi ke Timor Timur (sekarang Timor Leste) yang memakan korban ribuan orang



Baca juga



Read More
Analisis Debat Pilpres ke 4: Jokowi Ataukah Prabowo?

Analisis Debat Pilpres ke 4: Jokowi Ataukah Prabowo?


Penulis: Ahmad Tsauri


Atorcator.Com - Saya buka analis, hanya merangkum saja. Seperti biasa debat dimulai Visi misi. Pertanyabnya, implementasinya bagaimana? Prabowo tidak jelas, Jokowi jelas akan memanfaatkan teknologi untuk menguatkan bangsa secara ideologi. Katanya, DILAN, Digital Melayani.

Memasukan pancasila sejak pendidikan dini. Caranya bagaimana? Prabowo tidak jelas. Prabowo mencontohkan, memilih orang tidak boleh karena ras? Tapi saat Ahok keluar dari gerindra dia mati-matian menurunkan Ahok dengan bantuan HRS dan radikalis.

Jawaban Jokowi lebih detail. Pak Jokowi menjelaskan apa saja materi yang diajarkan dalam menjelaskan pancasila kepada generasi muda. Seperti keragaman agama, budaya, suku bangsa, bahasa. Beliau juga sudah membentuk Badan pembina pancasila.

Sesi pertanyaan Prabowo terlihat sangat baper. Prabowo curhat dituduh mendukung khilafah dan akan melarang tahlil. Pak Jokowi menjawab, saya juga dituduh PKI sejak 4 tahun lalu. Kenapa pimpipnan tidak memberi contoh yang baik.

SESI II

Pertanyaan Smart City dalam memaksimalkan layanan publik. Jokowi menekankan bukan hanya pelayanan juga memperhatikan kecepatan. Dan merampingkan pelayanan publik supaya tidak bertele-tele.

Sementara Pak Prabowo soal online-online kelihatan kebingunan. Seperti sebelumnya. Sehingga jawabannya mengarang Indah. Maklum soalnya esay bukan soal pilihan hhhe.

Yang menarik pak Jokowi memberi bocoran menghadapi persaingan global antar negara, katanya, "sekarang yang akan menguasai bukan negara besar menguasai negara kecil, akan tetapi negara yang bergerak cepat akan mengalahkan negara yang lambat".

Karakter Pak Jokowi yang unik ternyata bukan dalam spirit hidupnya sederhana dan kerja, tidak prontal, tetapi sifat itu mempengaruhi strateginya menghadapi persaingan global.

Prabowo menyerang Jokowi. Kata Prabowo, teknologi sebaik apapun tidak ada gunanya kalau tidak bisa menjaga kekayaan negara dibawa keluar negeri. Saya kira ini sangat konyol. Karena kekayaan dia dan wakilnya, dan para pendukungnya, dia dan mereka sembunyikan diluar negeri. Supaya tidak tergerus pajak atau memang sumbernya didapat secara ilegal? Yang disebut panama paper kan Prabowo dan Sandi, bukan nama Jokowi dan Makruf Amin.

SESI III PERTAHANAN KEMANAN

Prabowo menjawab membeli alutsista, caranya dengan menjaga supaya kekayaan negara tidak bocor. Sementara pak Jokowi lebih detail, beliau memerintahkan gelar latihan gabungan di pulau-pulau terluar seperti Natuna.

11 titik radar udara kita terkoneksi. Siapapun yang masuk ke teritori akan ketahuan. Anggaran kemanan kita 107 T, no 2 setelah kementrian PU. Anggaran kemanan sudah sangat besar dan sudah sangat diperhatikan.

Pak Jokowi juga merubah mindset dan arah belanja pertahanan dan keamanan dari belanja ke investasi. Artinya anggaran pertahanan juga untuk mengembangkan industri pertahanan dalam negeri, seperti tank dll

SESI IV HUBUNGAN INTERNASIONAL

Indonesia sebagai mayoritas muslim menjadi kekuatan untuk berperan dalam konflik global, diantaranya di Rakhin, di Afganistan. Selain itu juga menawarkan produk-produk kepada negara lain.

Sementara menurut Prabowo diplomasi tujuannya mempertahankan kepentingan nasional. Saya kira Jokowi sudah melakukan itu. Misalnya Prabowo mempertanyakan ketika kapal asing masing ke laut kita. Katanya, apa yang bisa lakukan. Saya kira tidak relevan, karena Pak Jokowi melalui menterinya sudah meledakan ribuan kapal asing, baik kecil ataupun besar.

SESI V

Prabowo menekankan pentingnya kesiapan senjata untuk menghadapi ancaman. Dan mengatakan senjata Indonesia dibawah Singapura. Sementara pak Jokowi menekankan peningkatan anggaran terus dilakukan. Ancaman paling nyata dalam 20 tahun kedepan justru dalam negeri, yaitu ancaman perpecahan antar anak bangsa.

Dari sini kita memahami kenapa pak Jokowi membubarkan HTI, mengimbangi gerakan FPI dengan mendekati Nahdlatul Ulama.

Pak Prabowo tidak memberikan program yang jelas. Di setiap sesi dia selalu menonjolkan otoritas; saya tentara, saya terjun ke medan perang untuk menjaga pancasila. Sesi terakhir soal keberatan Prabowo supaya pelabuhan tidak di operasikan oleh investor, saya kira karena paranoid Prabowo. Sepertinya karena buku Fiksi yang menyebutkan Indonesia bubar 2030 nanti. Seorang jenderal yang mengaku membaca strategi perang ribuan tahun tapi terobsesi oleh buku fiksi.

Selain itu Pak Prabowo tidak menjelaskan apa program dia untuk mencapai visi-misinya. Dia selalu menekankan Indonesia bermasalah dalam segala bidang. Tanpa memberikan solusi yang bisa dia jalankan. Strategi Prabowo membangun pesimisme dan under estimate dengan bangsa Indonesia dan kepemimpinan pak Jokowi dalam menyelesaikan masalah. Tentu saja cara itu harus dilakukan. Karena dia meraih simpati dengan metode manipulasi. Contohnya? Cek saja di medsos, google, youtube dll.

Tapi pak Prabowo pada debat kali ini lebih PD daripada waktu membahas online online itu hhhe. Sayangnya 40% pemilih sudah kadung tertipu oleh bualan Prabowo.

Mendengar 3 kali debat Jokowi Prabowo. Saya melihat Prabowo model pemimpin era revolusi yang lambat lahir. Memperhatikan cara Prabowo berpikir dan cara dia meyakinkan pendengarnya, seperti kepercayaan diri Sukarno dalam buku Cindy Adam, Sukarno, An Autobiography as Told to Cindy Adams’ atau buku "dibawah Bendera Revolusi" atau seperti Soeharto dalam "Soeharto untold Story".

Periode tampil Prabowo tahun 45-98. Kenapan Prabowo Tuhan munculkan sekarang? Tuhan hadirkan dia sebagai renungan buat kita.


Baca juga



Read More
Jokowi Di Soal Isu Pki, Prabowo Di Soal Isu Khilafah

Jokowi Di Soal Isu Pki, Prabowo Di Soal Isu Khilafah

styletribun

Penulis: Nurbani Yusuf
(Komunitas Padhang Makhsyar)


Atorcator.Com - Inilah Pemilu paling irasional. Bahkan ada yang memohon-mohon agar si ahli debat Rocky Gerung menjadi mualaf--- karena kepincut dengan kata-kata Sofiis nya--

Tidak sedikit yang beranggapan bahwa Pilpres 2019 bukan hanya soal Jokowi dan Prabowo tapi berhadapan head to head ideologi Pancasila dan Ideologi khilafah. Berbagai spekulasi politik terus mengemuka seiring dengan riuh nya kampanye berebut simpati. Sebuah investasi politik yang buruk menurut saya.

Jokowi dan Prabowo mungkin hanya martir atau semacam petugas partai yang bakal dikurbankan. Atau dalam permainan politik Drama Turkey keduanya adalah politik panggung depan bahwa dibelakang keduanya ada kekuatan besar yang mengendalikan.

Dibelakang Jokowi ada ideologi besar yang sangat kuat dan diduga akan menyasar umat Islam berikut tanah air dan sumber daya alamnya. Disebutlah bahwa Jokowi adalah PKI, antek asing atau apapun yang menurut lawan dianggap tidak pas.
Konon pula PKI telah lahir kembali dengan wajah baru. Besarang dan beranak pinak di salah salah satu partai yang kebetulan menjadi salah satu pilar utama kekuatan rezim yang sedang berkuasa.

Pada sisi lain ada yang bilang bahwa di belakang Prabowo ada agenda besar mengganti Pancasila dengan khilafah. Khilafah di gagas oleh HT, Sebuah ideologi yang terusir di negeri tempat dilahirkan dan dibuang di negara-negara Islam teluk dan Jazirah. Meski tak laku di negeri Jazirah, HT justru tumbuh subur di Indonesia pasca reformasi.

Tidak hanya HT. Ideologi Islam transnasional juga berebut pengaruh saling menginviltrasi. Sebut saja ideologi-ideologi tarbiyah semacam Ikhwan al-muslimin bahkan sudah mendirikan partai dan ikut beberapa kali pemilu. Yang lain tak kalah garang: Taliban, Mujahidin bahkan ISIS. Mereka banyak mendapat pengikut. Bahkan sekarang kita di sibukkan dengan kekalahan khilafah ISIS di Syuriah juga akan berdampak terhadap kepulangan anggota ISIS kembali ke tanah air.

Meski membawa bendera dan ideologi Islam, mereka tak pernah akur, bahkan di negara manapun, mereka malah sengit bertempur. Taliban dan Mujahidin berseteru di Afghan hingga hari ini. ISIS di Syuriah juga bertempur melawan saudara sendiri. Kekawatiran inilah yang kemudian dirasakan sebagian orang yang tak suka dengan Prabowo, meski saya bilang ketakutan lebih karena paranoid dan mengada-ada.

Hendropriyono mengatakan, yang bertarung pada Pilpres kali ini adalah ideologi Pancasila berhadapan dengan ideologi khilafah. Pemilu kali ini yang berhadap-hadapan bukan saja hanya subjeknya. Orang yang berhadapan bukan hanya kubu, kubu dari Pak Jokowi dan kubu dari Pak Prabowo, Tapi ideologi," saya pikir ini kesimpulan yang perlu kajian komprehensif dan tidak harus dikunyah mentah.

Prabowo adalah seorang patriot. Imposible mengganti Pancasila dengan khilafah atau ideologi lain. Taruhlah ada kekuatan untuk mengganti, Prabowo pasti akan menolak dengan sangat keras, sebab itu melawan spirit nasionalismenya. Apapun soalnya Pilpres 2019 adalah pemilu kita. Semua harus bekerja keras membuatnya aman dan terpilih pemimpin yang dikehendaki rakyat banyak. Hanya ada dua pasang capres. Ada yang kalah-ada yang menang. Semoga kedua kubu mengedepankan sikap rasional ..

Wallahu taala a'lm

@nurbaniyusuf
Komunitas Padhang Makhsyar



Baca juga




Read More
Jokowi Lindungi Prabowo

Jokowi Lindungi Prabowo

tempo

Penulis: Budi Setiawan


Atorcator.Com - Sangat bisa jadi institusi TNI dan keluarga besar TNI marah karena dilecehkan berkali-kali oleh Prabowo dalam debat ke empat. Capres 02 bahkan mengatakan dia lebih TNI dari TNI. Untuk menegaskan bahwa Indonesia adalah negara lemah dan TNI tidak bisa apa-apa dalam bidang pertahanan.  Bisanya cuma bikin laporan palsu ke panglima tertingginya.  Ini tuduhan yang menyakitkan.

DIPLOMAT

Para diplomat yang berjuang di lini depan pertarungan diplomasi internasional mungkin juga marah. Perjuangan menegakkan kepentingan Indonesia dikecilkan oleh Prabowo dengan julukan "being nice guy". Yang kerjanya cuma  senyam senyum. Karena tidak berdaya negaranya lemah dan  harus tunduk pada kekuatan negara-negara besar.

ASEAN

ASEAN mungkin terkejut dengan pernyataan Prabowo bahwa Indonesia tidak dianggap oleh sesama negara anggota. Bahkan secara tidak langsung,  Prabowo menuding ASEAN sebagai organisasi regional yang impoten karena terbelenggu oleh prinsip dasar perhimpunan ini untuk tidak mencampuri urusan dalam negeri anggotanya.

Padahal dalam banyak kasus,  ASEAN WAY telah berjasa menyelesaikan konflik di Kamboja,  Indochina dan kini sedang diselesaikan ASEAN yakni soal Rohingya di Myanmar serta code of conduct terkait sengketa Kepulauan Spartley.

Dan terang-terangan,  dalam banyak kesempatan,  ASEAN minta Indonesia tampil di depan to lead the ASEAN way. Karenanya, sama sekali tidak betul jika Prabowo mengatakan Indonesia tidak diremehkan atau tidak dihormati ASEAN.

Terlalu banyak bolong-bolong Prabowo dalam debat yang membuat marah banyak orang..

NEGARAWAN

Namun seperti debat terdahulu, Jokowi memberikan kejutan. Yakni dia merangkul Prabowo agar terlindungi dari kemarahan banyak orang,  termasuk dari TNI.

Jokowi membilas semua kemarahan itu dengan menampilkan sosok politisi ber- ke-negara- wa-nan.  Yang tidak ambil peluang untuk menjatuhkan lawan meskipun dia berkali-kali diserang. 

Jokowi merangkul Prabowo dan tegas mengatakan, "Pak Prabowo teman saya.. "

Jokowi melindungi Prabowo dari kekalahan yang memalukan dengan berujar  Prabowo sama seperti dirinya. Sama-sama berjuang untuk kepentingan bangsa.

PRABOWO YANG BAPER

Akibatnya,  Prabowo membuang semua rancangan pernyataan ofensif yang sudah dipersiapkan.  Dia langsung luluh dan ikut gendang sentimentil yang ditabuh Jokowi.  Dia juga mengatakan dia dan Jokowi adalah kawan, termasuk Megawati dan Yeni Wahid.

Terlihat Prabowo adalah sosok baperan di balik penampilannya yang sangar. 

Rangkulan Jokowi membuat Prabowo tiba-tiba berhati Rinto. Yang melankolis.

Publik Indonesia juga tepuk tangan bahkan mungkin terharu  disuguhkan pertunjukan sportivitas yang mengundang decak kagum dan pujian bahwa,  " Seharusnya lah debat Presiden seperti itu "

MENANG BANYAK

Dan dibalik pernyataan  yang memadamkan semangat Prabowo yang akan menyerang itu,  Jokowi sadar bahwa jika TNI marah dengan pernyataan Prabowo,  maka keluarga besar TNi yang tadinya memilih Prabowo akan mengalihkan dukungannya.

Dalam kondisi peta preferensi pemilih sudah statis, Jokowi kemungkinan besar akan mendapat tambahan suara yang signifikan.

Kemenangan makin nyata.

Prabowo akan segera menyadari itu. Tapi  dia akan menerima kekalahan dengan senyuman bukan cemberutan apalagi kemarahan..

Ini semua karena  prinsip Jawa Jokowi dalam menghadapi lawan:

Menang Tanpo Ngasorake..

Menang tanpa mempermalukan.

Menjadikan Jokowi leading to number ONE..


Ini sungguh strategi tim Jokowi yang brilian..



Baca juga



Read More
Bahtsul Masail Sebagai Ruh NU

Bahtsul Masail Sebagai Ruh NU


Penulis: Ahmad Ishomuddin

Atorcator.Com - Berkumpulnya para kyai NU dalam acara Musyawarah Nasional Alim Ulama NU di Pondok Pesantren Miftahul Huda al-Azhar Citangkolo, Kota Banjar, Jawa Barat pada tanggal 27 Pebruari-1 Maret 2019 adalah wujud pelaksaan salah satu amanat Muktamar ke-33 NU di Jombang, Jawa Timur. Sebelum Munas berlangsung, PBNU mentradisikan kegiatan Pra Munas NU, seperti beberapa kali kegiatan Bahtsul Masail yang diadakan di Gedung PBNU, Jakarta Pusat atau di tempat lainnya.

Struktur Kepanitiaan Munas Alim Ulama dan Konferensi Besar NU tersebut ditetapkan berdasarkan SK dari PBNU. Saya juga mendapat SK (Surat Keputusan) sebagai Ketua Koordinator Komisi Bahtsul Masail NU yang membawahi  tiga Sub Komisi BM-NU, yaitu Komisi BM Waqi'iyyah, BM Maudlu'iyyah, dan BM Qanuniyyah.

Saya menganggap bahwa Bahtsul Masail adalah "ruh NU". Musyawarah Nasional Alim Ulama NU terlihat hidup dinamis karena adanya Bahtsul Masail tersebut. Pelaksanaan kegiatan Bahtsul Masail NU juga adalah bagian dari tanggung jawab keagamaan (diniyyah) dan tanggung jawab kebangsaan/nasionalisme (wathaniyyah) yang diamanatkan kepada para pengurus NU.

Dalam memberikan sambutan Pra Munas NU di Pondok Pesantren Al-Hasaniyah, Teluk Naga, Tangerang, Banten, antara lain saya sampaikan bahwa tradisi BM-NU harus dirawat dan terus diadakan karena di dalamnya tercakup tiga manfaat, yaitu sebagai (1) kegiatan ilmiah di kalangan para kyai NU, (2) penguat jalinan silaturahmi para santri, kyai, dan warga NU, dan  (3) konsolidasi para pengurus NU.


Baca juga



Read More
Tanpa Cinta, Segalanya Tak Bernilai

Tanpa Cinta, Segalanya Tak Bernilai

mahirataqiyah

Penulis: Shuniyya Ruhama
(Pengajar PPTQ Al Istiqomah Weleri-Kendal Murid Mbah Wali Gus Dur)

Atorcator.Com - Jika engkau bukan seorang pencinta, maka jangan pandang hidupmu adalah hidup. Sebab tanpa Cinta, segala perbuatan tidak akan dihitung pada Hari Perhitungan nanti.

Setiap waktu yang berlalu tanpa Cinta, akan menjelma menjadi wajah yang memalukan di hadapan Nya. Burung-burung Kesedaran telah turun dari langit dan terikat pada bumi sepanjang dua atau tiga hari.

Mereka merupakan bintang-bintang di langit agama yang dikirim dari langit ke bumi. 
Demikian pentingnya Penyatuan dengan Allah dan betapa menderitanya Keterpisahan dengan Nya.

Wahai angin, buatlah tarian ranting-ranting dalam dzikir hari yang kau gerakkan dari Persatuan. Lihatlah pepohonan ini ! Semuanya gembira bagaikan sekumpulan kebahagiaan.

Baca juga: Ungkapan Cinta Seorang Perempuan

Tetapi wahai bunga ungu, mengapakah engkau larut dalam kepedihan ? Sang lili berbisik pada kuncup : “Matamu yang menguncup akan segera mekar. Sebab engkau telah merasakan bagaimana Nikmatnya Kebaikan.”

Di manapun, jalan untuk mencapai Kesucian Hati adalah melalui Kerendahan Hati.
Hingga dia akan sampai pada jawaban “YA” dalam pertanyaan : “Bukankah Aku ini Rabbmu ?”


Read More

Sabtu, Maret 30, 2019

Negara Khilafah Rasyidah Islamiyah, NKRI Harga Mati!

Negara Khilafah Rasyidah Islamiyah, NKRI Harga Mati!


Penulis: Fadly Abu Zayyan


Atorcator.Com - Ketika saya bertanya kepada seorang teman mengapa memilih Golput, ia mengatakan alasan kekecewaannya dengan cara pemenangan Jokowi yang menggunakan "Politik Identitas". Dan katanya, lantas apa bedanya dengan cara kemenangan Anies Baswedan di Pilkada DKI. Apakah negeri ini harus mundur sekian puluh tahun peradaban bernegaranya hanya untuk meraih sebuah kekuasaan? Ujarnya sambil berusaha meyakinkan saya.

Saya mencoba menyelami suasana batinnya. Sebagai bagian dari kelompok minoritas, saya rasa wajar ketika ia berpendapat seperti itu. Kengerian Politik Identitas yang pernah menghujam Pilkada DKI 2017 cukup menyisakan sebuah trauma. Kini, kedekatan Jokowi dengan Ulama dan intensnya kegiatan bernuansa keagamaan (Islam) cukup menggugah trauma itu. Di sisi lain, ia lupa bahwa golongan yang bersinergi dengan Jokowi adalah berbeda dengan kelompok pengeksploitasi ayat dan mayat di Pilkada DKI 2017.

Jokowi bergandengan dengan golongan Islam inklusif khususnya NU. Dimana dalam perjalanan sejarahnya, NU selalu berperan aktif dalam menjaga Pancasila, keutuhan NKRI dan menghargai Kebhinekaan. Sebaliknya pada Pilkada 2017, kemenangan kubu Anies Baswedan (AB) ditunggangi dan disusupi oleh kelompok yang ingin merubah Pancasila dan NKRI dengan Khilafah. Padahal AB berusaha "mereduksi" dirinya sendiri dengan isu-isu maupun pencitraan yang tidak populer. Disisi lain, Ahok sebagai pertahana justru menunjukkan prestasi yang gemilang. Tapi apa lacur, Politik Identitas kadung menguat dan mampu mengalahkan nalar dan akal sehat. Ditambah Isu Penistaan Agama yang digoreng sedemikian rupa. Hingga pada akhirnya, Politik Identitas memenangkan kontestasi di Jakarta. Padahal ibukota adalah etalase sebuah negara.

Tidaklah salah jika selang tak berapa lama pasca perhelatan Pilkada DKI 2017, pemerintah memutuskan untuk membubarkan HTI. Kerusakan yang nyata atas pembusukan terhadap negara yang telah dilakukan organisasi ini cukup menjadi alasan untuk membubarkannya. Disisi lain, mereka mencoba menjebak dan membenturkan Negara dengan Agama. Dimana seolah-olah Negara alergi terhadap simbol-simbol Agama. Misalnya Kalimat Suci yang di eksploitasi dan dijadikan simbol oleh HTI. Disinilah peran NU kembali hadir dan menegaskan Negara tidak pernah memusuhi apalagi sampai "membunuh" Agama.

Kini mereka kembali akan melakukan modus yang sama. Yaitu mencoba menyusup pada salah satu kandidat Pilpres 2019. Dan tetap akan melakukan cara-cara yang sama, yaitu dengan Politik Identitas. Disisi lain, belajar dari Pilkada DKI 2017, fakta bahwa sebagian perilaku pemilih yang mengacu pada Politik Identitas tak bisa dinafikkan. Oleh karena itu, Jokowi merangkul kelompok pemilih ini dengan cara yang benar dan difilter dengan benar salah satunya melalui peran NU. Disisi lain, Prabowo berperan mereduksi dirinya melalui pencitraan yang sangat tidak populer dalam perspektif identitas. Isu tak bisa jadi Imam Sholat, Bacaan Sholawat bahkan sampai Perayaan Natal bersama keluarga.

Strategi kontra yang dilakukan oleh sinergi Jokowi dan Prabowo pada akhirnya merubah strategi kelompok penyusup dan perongrong negeri ini. Merasa kalah sebelum kontestasi, mereka mencoba mendeligitimasi KPU sampai berencana membuat kacau melalui cara-cara licik. Termasuk membuat seruan seolah-olah negara dalam keadaan darurat demokrasi. Padahal mereka juga yang mengharamkan Demokrasi dan wajib diganti dengan Sistem Khilafah. Bahkan setelah mencoba "membunuh" Agama melalui Negara, rencana selanjutnya mereka akan "membunuh" Negara melalui Agama. Yaitu mengubah semangat NKRI Harga Mati menjadi NKRI (Negara Khilafah Rasyidah Islamiyah) Harga Mati! Inilah nantinya yang akan dirancang untuk membuat masyarakat "paranoid" terhadap "NKRI" sebagaimana ketakutan terhadap simbol Kalimat Suci.

Jadi, buat kawan-kawanku yang memutuskan untuk Golput, alangkah baiknya untuk dipikirkan kembali. Belajarlah atas apa yang terjadi pada "pengorbanan" Anies Baswedan. Semua seakan sia-sia karena kini ia dikelilingi oleh para perongrong yang membuatnya tak mampu berbuat banyak. Selanjutnya, jangan pula "pengorbanan" Prabowo sia-sia. Karena jika para perongrong itu berada di lingkaran kekuasaan, bukan tak mungkin mereka akan menjelma menjadi monster yang mengerikan. Bukan hanya mengancam eksistensi minoritas, tapi juga bisa mengancam eksistensi negara.

Jadi, pikirkanlah kembali jika mau menjadi Golput saudara..


Baca juga




Read More
Gus Dur Itu Alim, Alimnya Orang Paling Alim Zaman Sekarang

Gus Dur Itu Alim, Alimnya Orang Paling Alim Zaman Sekarang


Penulis: Shuniyyah Ruhama
(Pengajar PPTQ Al Istiqomah Weleri-Kendal dan Murid Mbah Wali Gus Dur)


Atorcator.Com - Sejak masih remaja, nama Gus Dur mulai akrab. Namun, pengetahuan Shuniyya hanya sebatas bahwa Gus Dur adalah cucu Hadlrotusy Syaikh Hasyim Asy'arie, pendiri NU. Dan saat itu dikenal sebagai orang yang kritis berani melawan pemerintahan Orde Baru yang dikenal otoriter. Akibatnya, banyak berita miring tentang figur Gus Dur.

Sering sekali Shuniyya dibuat kebingungan bagaimana bisa perilaku seorang Gus, keturunan darah biru "premium edition" pesantren bisa aneh dan nyleneh. Tidak pernah ada contoh seperti itu sebelumnya. Namun, Shuniyya hanya bisa diam saja. Hingga akhirnya beliau KH Abdurrahman Wahid menjadi Presiden Indonesia.

Baca juga: Gus Dur Pecinta Film

Sebagai Presiden, tentu saja menjadi sorotan publik. Segala perilaku, gerak, apalagi statemen beliau selalu saja bisa kita ikuti dimana-mana. Melihat hal ini, lama-lama Shuniyya merasa tidak nyaman. Akhirnya, bertanya kepada guru Shuniyya, Simbah Kyai Iskandar Jogja almarhum (wafat tahun 2007).

"Mbah, Gus Dur itu kan Kyai, tapi kok perilakunya seperti itu ya, aneh tur nganeh-anehi,"

Mbah Yai Is tersenyum. Beliau menjawab, "Aslinya, Gus Dur itu tidak aneh. Kita saja yang tidak nutut ilmunya, sehingga memandang beliau aneh.... Seandainya orang seperti simbah ini ada seribu, diikat dikumpulkan jadi satu, ilmunya tidak ada sekuku hitamnya Gus Dur... Gus Dur iku alim-alime wong paling alim jaman iki (
Gus Dur Itu Alim, Alimnya Orang Paling Alim Zaman Sekarang)
,"

Shuniyya kaget setengah mati mendengar jawaban ini. Rasa malu dan kagum bercampur jadi satu. Penasaran juga, dan entah kenapa, menjadi sebuah kerinduan untuk bisa langsung bermuwajahah dengan Gus Dur. Saat itu juga, Shuniyya mohon doa dan restu dari Mbah Yai supaya bisa bertemu dengan Gus Dur dan belajar dari beliau.

Doa Mbah Yai Is dikabulkan Gusti Allah. Tahun 2001 beberapa bulan setelah beliau tidak menjadi Presiden, pada suatu acara di Jogja, Shuniyya berhasil ketemu Gus Dur. Subhanallah... Tidak ada kata yang bisa melukiskan kebahagiaan waktu itu. bertemu dengan sealim-alimnya manusia paling alim di jaman ini.

Pertemuan dengan Gus Dur menjadi lebih instensif setelah Shuniyya hijrah ke Jakarta pada bulan Mei 2005 hingga berangkatnya beliau ke rofiqul a'la pada 30 Desember 2009.

Walau sekejap pertemuan itu, namun tali rasa yang dijalin, sebagai guru, orangtua,kekasih, pecinta Gus Dur tidak akan pudar dan cerita ini akan Shuniyya turunkan kepada anak cucu.

Berangkatnya Gus Dur ke rofiqul a'la menjadi ayat dan hikmah yang luar biasa. Yakni, terjalinnya silaturahim dengan keluarga, murid dan pecinta beliau di seantero dunia...

I Love you mbah Wali Gus Dur

Ila ruhi Simbah Wali Kyai Haji Abdurrahman Wahid wa zawjatihi wa dzurriyahitihi wa furu’ihi wa silsilatihi wa muridihi wa muhibbihi ya Allah... wa muhibbihi ya Allah ... wa muhibbihi ya Allah... syaiun lillahu lana wa lahum Al Fatihah...



Read More
Partai Politik Islam: Nestapa Di Tengah Riuh

Partai Politik Islam: Nestapa Di Tengah Riuh


Penulis: Nurbani Yusuf
(Komunitas Padhang Makhsyar) 

Atorcator.Com - PPP kehilangan banyak politisi berintergritas semenjak kepergian PARMUSI. Politisi zuhud harta zuhud popularitas zuhud kekuasaan kini tiada lagi. Bahkan tak segan ada yang terang-terangan merebut dan meminta jabatan tiada rasa malu.

Partai-partai Islam ibarat tikus mati di lumbung padi. Hidup pada konstituen mayoritas muslim justru banyak partai Islam yang terancam gagal lolos ke Senayan, ironis di tengah praktik demokrasi yang glamour. Partai Islam seakan tak mampu bertahan dan tak pernah sepi  dari ujian.

PKS babak belur. Elitenya berseteru hingga meja hijau tak ada yang mau mengalah. Meski menyandang partai Islam PKS pun juga tak beda jauh dengan partai lainnya yang berideologi nasionalis sekuler. Pilihan pragmatisme politik juga tak bisa dihindari bahkan malah menjadi semacam pilihan yang harus. Friksi antar elite juga tak bisa dibendung bahkan terus meruak ke permukaan.

PAN stag ditempat bahkan cenderung menurun. Kadernya-kadernya juga terlilit korupsi. Belum lagi masalah ideologi yang terus di soal. Para pendiri menuntut Prof Amien mundur karena dinilai gagal membawa arah visi PAN sebagai partai plural dan nasionalis. PAN memang lagi galau dihadapkan pada pilihan dua visi. Apakah tetap menjaga pluralitas dan nasionalis atau berubah menjadi partai agama yang eksklusif.

OTT Ketua Umum PPP seakan menjadi penanda kuat bahwa partai Islam mengalami krisis. Krisis moral, krisis intergritas, krisis kepercayaan. Bahkan Kyai Maimun pun gagal menjaga Romahurmuzi untuk tidak mengedepankan politik pragmatis transaksional yang lagi banyak dipraktikkan. Buya Ismail Hasan Metareum akan menangis sedih melihat partai Islam kebanggaan itu oleng digerus jual beli jabatan dan entah apalagi.

PKB juga tak beda jauh. Tak ada yang dapat diandalkan untuk pilihan politik Islam masa depan. Dukungan mayoritas Islam tak membuat PKB komit dengan perjuangan Islam bahkan banyak yang kemudian melawan arus logika politik ke umatan. PKB malah akrab dengan kaum Nasionalis sekuler dan kerap berhadapan dengan Islam sendiri. Dengan dalih menjaga kebhinekaan PKB justru sering menjadi alat pukul balik terhadap sesama Islam sendiri.

Tak ada yang bisa diharap dari PBB selain romantisme politik Islam masa lampau. PBB kian elitis dan gagal menjadi partai rakyat. Suaranya terus menyusut, kalah deras dengan politik transnasional. Sebab mengandalkan idealisme saja ternyata tak cukup.

Di tengah riuh demokrasi itu justru partai-partai Islam mengalami dis-orientasi. Umat kehilangan teladan. Tak ada yang bisa dibanggakan, tak ada lagi tokoh tokoh politisi Islam yang zuhud dan wara' sekelas Ki Bagus, kyai Wahid, Mr Natsir, Prawoto, Mr Kasman atau Buya Ismail Hasan Metereum. Orang-orang sederhana berintergritas prima.
Wallahu ta'ala a'lm

@nurbaniyusuf
Komunitas Padhang Makhsyar


Read More
Kenapa Perlu Merayakan Maulid Nabi Dan Haul Kyai

Kenapa Perlu Merayakan Maulid Nabi Dan Haul Kyai

indogres

Penulis: Shuniyya Ruhama
(Pengajar PPTQ Al Istiqomah Weleri-Kendal dan Murid Mbah Wali Gus Dur)


(Haul Syaikhona Mbah Yai Ahmad Musthofa Bisri)

Atorcator.Com - Haul dilakukan dengan memperingati hari wafat seorang Kyai, bukan karena dzurriyahnya tidak tahu hari kelahiran Kyai tersebut. Priyayi yang diperingati hari lahirnya hanya 3, yakni Kanjeng Nabi Isa AS, Kanjeng Nabi Muhammad SAW, dan Ibu Kartini. Itu karena kelahiran mereka adalah penanda zaman.

Ketika bangsa Yahudi dalam kondisi krisis dalam berbagai hal, kelahiran Nabi Isa membawa pencerahan. Kelahiran Ibu Kartini juga sebagai penanda zaman, bahwa beliau adalah perempuan diketahui pertama mendirikan sekolah bagi perempuan (yang tercatat).

Kanjeng Nabi Muhammad SAW menandai zaman gelap menjadi jaman terang benderang. Minadh dhulumati illan nur. Mulai tidak ada tatanan menjadi ada tatanan.

Kalau Kyai penerus perjuangan Kanjeng Nabi dan sifatnya tidak makshum (terjaga dari dosa). Selama Kyai masih hidup, maka tugasnya belum selesai. Tidak ada jaminan bagaimana akhir kehidupannya. Baru setelah beliau tutup usia, jika disaksikan khidmahnya untuk umat maka baru dihauli.


Kyai itu alladzina yandzuruna ilal ummah bi’aynir rohmah (melihat orang lain dengan kacamata kasih sayang). Jadi entah ilmunya banyak atau tidak kalau penuh kasih sayang itu Kyai. Jadi tidak heran jika Kyai itu bisa jadi Puskesmas, Biro Jodoh, Guru Ngaji, Cari Hutangan, Pertanian, dll.. Itu bisa dilakukan karena kasih sayang.

Ulama-Ulama sholih terdahulu sudah mulai langka. Jaman dulu, Kyai Besar sekalipun tidak pernah gengsi / malu menyatakan tidak tahu. Sebagai misal Kyai Basyir Kudus jika ditanya tafsir ayat tertentu, beliau akan meminta supaya bertanya kepada Kyai Sya’roni.

Begitu juga Kyai Sya’roni apabila diminta ijazahan amalan tertentu akan mengatakan tidak tahu dan meminta supaya ijazahan kepada Kyai Basyir sebagai ahlinya.

Berbeda dengan sekarang ini, banyak Ustadz yang ditanya apapun bisa menjawab pertanyaan tersebut. Karena mereka belum faham, bahwa mengatakan “tidak tahu” itu bagian dari ilmu. Sehingga banyak jawaban dari pertanyaan itu asal-asalan, tidak berdasarkan ilmu.

Sebab, belajarnya melalui internet yang tidak bisa dipertanggungjawabkan sanadnya hingga Kanjeng Nabi. Sanadnya terputus dari Google. Tahu syariat dari Google, tahu ilmu agama dari Google. Apa kata Google itulah yang disampaikan kemana-mana. Mengutip dari ayat Al Quran dan Hadits secara sembarangan, karena memang tidak tahu ilmunya.

Read More

Jumat, Maret 29, 2019

Banser Menjaga Gereja Dan Inspirasi Geng Motor Mongrel Mob Jaga Masjid

Banser Menjaga Gereja Dan Inspirasi Geng Motor Mongrel Mob Jaga Masjid

NU.or.id

Penulis: Nurbani Yusuf
(Komunitas Padhang Makhsyar)

Atorcator.Com - Saya adalah satu dari puluhan juta yang tak bersetuju ketika BANSER jaga Gereja pada saat ibadah Natal.  Saya pikir berlebihan. Masjid sendiri gak di jaga kok malah sibuk menjaga Gereja-nya orang kafer. Gumam-ku dalam hati, yang hari ini terpaksa saya tulis.

Logika pendek saya berkata simpel. Tak penting amat jaga Gereja atau tempat ibadah lainnya. Bagi saya yang kebetulan memeluk agama mayoritas mungkin tak perlu penjagaan atau pengamanan berlebih, malah terkesan memancing keributan dan opini kurang baik.

Saya belum menemukan alasan logis kenapa BANSER harus jaga tempat ibadah agama lain. Apa mereka takut ancaman, diminta menjaga atau sekedar pamer kekuatan di depan publik bahwa BANSER eksis dan ada. Bahkan temen BANSER sendiri juga tak pernah mengemukakan alasannya kenapa harus menjaga gereja pada saat Natal. Kontroversi pun berlarut hingga saya dipaksa menemukan jawaban sendiri.


Jawaban cerdas itu justru datang dari gang motor nomor satu di Selandia Baru: Mongrel Mob. Adalah Waikato Soni Fatu--Pentolan Geng paling ditakuti di New Zealand yang kemudian ikut berduka dan peduli menjaga keamanan masjid selama umat Islam di negeri Kiwii itu melakukan ibadah. Kunjungan dan Tawaran ramah ini begitu menyejukkan dan penghibur ditengah duka cita mendalam.

Geng Mongrel Mob Menjaga masjid saat umat Islam ibadah seperti halnya juga BANSER menjaga gereja saat ibadat Natal adalah soal kemanusiaan dan persaudaraan bukan teologis. Hakikatnya BANSER sedang menjaga umat Islam sendiri di mana mereka menjadi minoritas. Kebaikan. BANSER seakan dibalas tunai di Selandia Baru. Setidaknya saya juga bisa membanggakan bahwa di Indonesia, Banser sudah melakukan hal yang sama sudah sejak lama.

Tragedi penembakan di dua masjid New Zealand. 50 nyawa bergelimpangan. Ketakutan dan kecemasan meruak di setiap wajah para jamaah, beberapa takut pergi ke masjid, anak-anak trauma kehilangan orang tua dan kerabat.

Teror adalah tindakan biadab yang dikutuk semua penghuni langit dan bumi. Agama apapun tak suruh demikian. Teroris mengatasnamakan agama dan Tuhan adalah cara pandang paling gila dan biadab. Dari agama apapun itu.

Tapi saya begitu terkesima pada tragedi dua masjid Al Nour dan Aveneu New Zealand--jamaahnya ditembaki membabi buta. Teroris itu begitu leluasa tanpa penghalang, mengarahkan laras bedil dan memuntahkan semua mesiu ke arah jamaah masjid. 50 nyawa melayang tanpa ada pencegahan karena masjid dianggap tempat yang aman. Termasuk aman melakukan penembakan.

Bagi penganut minoritas, keamanan itu sangat penting. Tak kecuali saudara kita umat Muslim di Selandia Baru. Atau negara lain di mana Islam menjadi minoritas. Saudara kita di New Zealand butuh bukan sekedar bantuan atau diplomasi berbelit atau kutuk sumpah serapah dan pernyataan diplomatis para diplomat yang tak kunjung bukti.

New Zealand telah membuktikan--mereka merapat bersama saling menjaga dan melindungi ... saya percaya--saya punya kenangan baik dan indah tinggal bersama dengan keluarga Mc Ardhy dan semua keluarga di Aveneu yang ramah penuh perhatian dan suka senyum ... semoga menjadi teladan di negeri paling aman dan paling bahagia itu ...
Wallahu ta'ala a'lam

@nurbaniyusuf

Komunitas Padhang Makhsyar
Read More
Fakta: Kirim Doa Kepada Ahli Kubur Tidak Akan Sampai

Fakta: Kirim Doa Kepada Ahli Kubur Tidak Akan Sampai

youtube

Penulis: Shuniyya Ruhama
(Pengajar PPTQ Al Istiqomah Weleri-Kendal Murid Mbah Wali Gus Dur)

Atorcator.Com - Dalam sebuah Diskusi Kebangsaan di UIN Walisongo Semarang, ada peserta yang bertanya:

“Mengapa orang NU mengirimkan doa dan hadiah pahala kepada orang yang sudah meninggal? Bukankah doa dan hadiah pahala tidak akan sampai kepada orang yang sudah mati?”

Saya jawab:

Mengapa orang NU mengirimkan doa dan hadiah pahala bagi ahli kubur? Karena orang NU yakin bahwa nenek moyangnya adalah Kanjeng Nabi Adam AS sehingga diyakini pula doa dan hadiah pahala pasti sampai biidznillah, berdasarkan dalil dari Al Quran maupun Al Hadits.

Namun, orang yang mengatakan bahwa doa dan hadiah pahala tidak sampai kepada mayat, itu juga tidak bisa disalahkan. Karena menurut Teori Darwin, nenek moyang manusia itu berasal dari Kera. Dan tidak ada satu dalilpun dalam Al Quran maupun Al Hadits yang menjelaskan bahwa doa dan hadiah pahala bisa sampai kepada Kera beserta keturunannya yang sudah meninggal.


Jadi, jika ada yang ngamuk-ngamuk dan menolak sampainya doa dan hadiah pahala kepada ahli kubur, kita tidak perlu marah. Cukup kita tersenyum dan mengiyakan saja, tidak perlu didebat lagi.

Kagem seluruh ahli kubur kita, mulai kedua orang tua yang sudah wafat hingga Kanjeng Nabi Adam AS semoga diampuni dosa-dosanya dan ditempatkan di tempat termulia di sisiNya... Al Fatihah...


Read More

Kamis, Maret 28, 2019

Kaum Radikal: Zombi-Zombi Berbaju Agama Masuk Pusaran Pilpres

Kaum Radikal: Zombi-Zombi Berbaju Agama Masuk Pusaran Pilpres


Penulis: Ahmad Tsauri


Atorcator.Com - Dua hari yang lalu video call dengan Profesor. Agaknya malam itu beliau senggang. Salah satu topiknya seputar NU. Ada ulasan menarik soal konsep Khilafah versi Mona Hasan yang dikemukakan Profesor. Sayang 'diskusi' atau kuliah virtual itu terhenti sebelum selesai.

Profesor menanyakan (mempertanyakan?) kepada saya, katanya tulisan-tulisan saya seperti menyempitkan pengertian NU, bukankah dari dahulu NU dikenal karena keluewesnnya menaungi perbadaan pemikiran, fikih dll dalam NU.

Saya sampaikan kepada beliau, Dunia, khususnya Indonesia sedang menghadapi gelombang radikalisme yang sangat mengerikan. Sekarang saja, di BUMN, instansi dan lembaga pemerintah maupun swasta, dari bawah sampai jabatan startegis banyak diisi pro khilafah. Orang-orang ini hasil kaderasis yang dilakukan secara konvensional, manual.

Lalu bagaimana anak-anak muda, remaja, yang dikader secara digital, baik tatap muka langsung maupun melalui IG, Yotube dll terpengaruh paham radikal, dengan embel-embel Hijrah atau yang lainnya. Kedepan jutaan anak yang terinpiltrasi ini menjadi ayah, menjadi suami, mengisi instansi dan lembaga negara. Ini sangat mengkhawatirkan.

Oleh karena itu siapapun yang pemikirannya melemahkan NU, mensuport gerakan puritanisme Islam akan saya lawan. Lawan dengan pemikiran dan akademik bukan dengan gelut dan senjata. Kita manusia bukan harimau yang berantem dengan cakarnya, atau serigala yang menerkam dengan taringnya.

Kawan-kawan, ketika saudara kita terjangkiti virus Wahabi, atau Hambalianisme negatif lain, mereka kehilangan daya kritis, kehilangan akal, kehilangan kesadaran sebagai manusia yang bisa bernalar, berfikir, berbicara dan berargumen. Mereka tumpul, maka kekerasan dan perlawanan senjata pilihan satu-satunya. Mereka tidak punya pilihan lain.

Dengan Syiah kita bisa berdialog dengan Wahabi tidak. Oleh sebab itu selama ratusan tahun, bangsa kita bisa hidup berdampingan dengan Syiah, tapi kurang dari 100 tahun negara-negara Islam hancur, dan Indonesia dijangkiti virus teroris dan krisis toleransi.

Banyak negara hancur karena campur tangan Wahabi yang mensuport para pembangkang yang melawan pemerintahan yang sah. Sementara Iran tidak. Jadi jelas bahaya laten Wahabi.

Semoga Allah swt menjaga bangsa ini dari Zombi-zombi berbaju agama. Irak, Siria, Libia, Somalia, Afganistan, Marawi Filifina, adalah negara-negara korban zombi beragama. Yang menolong imigran muslim siapa? Nonmuslim di Eropa.

Di Indonesia, muslim atau nonmuslim mati tragis karena bom teroris muslim yang berfaham Wahabi. Lalu kenapa bertahun-tahun selalu didengungkan bahaya PKI? Tidak ada korban PKI pasca peristiwa 65. Itu hanya pengalihan isu agar muslim radikal bisa melancarkan propaganda dan aksi kanibalnya.

Jadi keliru selalu menyalah-nyalahkan nonmuslim, karena penyebab kekacauan ini muslim sendiri. Mari intropeksi.


Read More